Berandasehat.id – Pada hari-hari awal pandemi, beberapa laporan dibuat oleh berbagai sumber bahwa anjing dapat mengetahui siapa saja yang terinfeksi virus hanya dengan menggunakan hidungnya. Studi selanjutnya menemukan bahwa laporan semacam itu bermanfaat — banyak ras anjing ditemukan mampu mendeteksi senyawa organik yang mudah menguap yang dipancarkan oleh orang yang terinfeksi.

Terkait dengan hal itu, tim peneliti medis dari Departemen Kesehatan Masyarakat California, Kaiser Permanente, dan Early Alert Canines, telah melakukan program percontohan untuk melihat kemungkinan menggunakan anjing untuk mengendus infeksi COVID-19. Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal JAMA Pediatrics, kelompok tersebut menjelaskan pengaturan pengujian mereka menggunakan anjing terlatih di sekolah negeri dan swasta dan apa yang mereka pelajari dari pengalaman tersebut.

Dalam upaya baru ini, tim peneliti bertanya-tanya apakah menggunakan anjing untuk membantu pengujian pada siswa dapat mengurangi jumlah limbah medis yang dihasilkan dari tes antigen. Mereka juga mencatat bagaimana siswa tidak suka diuji karena alasan ketidaknyamanan. Untuk mengetahui apakah anjing dapat membantu, tim menghubungi Early Alert Canines — sebuah perusahaan yang melatih anjing untuk mengendus sejumlah penyakit medis pada manusia. Bersama-sama tim membuat skenario pengujian yang akan bekerja untuk anjing dan siswa.

Pengujian dilakukan dengan meminta siswa untuk berbaris dengan jarak kurang lebih enam meter. Masing-masing kemudian diminta untuk berbalik sebelum seekor anjing berjalan mengendus pergelangan kaki. Jika terdeteksi COVID-19, anjing dilatih untuk duduk sejenak di belakang siswa. Para siswa diminta untuk berpaling dari anjing-anjing itu sehingga mereka tidak tahu siapa – jika ada – yang ditemukan terinfeksi, demi menjaga privasi. Dua anjing digunakan dalam penelitian ini, keduanya Labrador kuning.

Selama dua bulan pada musim semi 2022, anjing-anjing itu dibawa ke 27 sekolah di California tempat mereka mengendus 1.558 siswa. Pengujian juga dilakukan dengan tes antigen dan dengan demikian, tim dapat melihat bahwa anjing sekitar 90% akurat dalam mengendus infeksi sementara juga mengesampingkan mereka yang tidak terinfeksi. Anjing-anjing itu mendeteksi 383 infeksi dan melewatkan 18 infeksi.

Para peneliti menyimpulkan dengan menggunakan program percontohan mereka menunjukkan bahwa menggunakan anjing adalah mekanisme yang efektif untuk melakukan rejimen pengujian skala besar dan murah. Mereka mencatat juga bahwa menggunakan anjing untuk pengujian menghasilkan lebih sedikit ketidaknyamanan bagi siswa dan lebih sedikit waktu sekolah yang terlewatkan, demikian laporan Science x Network. (BS)

Advertisement