Berandasehat.id – Memang benar bahwa kortisol mempengaruhi berat badan, keseimbangan energi, metabolisme, dan tidur kita. Tapi begitu juga hormon tiroid, hormon nafsu makan dan hormon seks, serta diet dan aktivitas fisik.

Meskipun kerap dituding negatif, kortisol mengatur banyak fungsi biologis lainnya. Hormon ini mempengaruhi hampir semua sel tubuh kita dan sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Mengapa kortisol digambarkan buruk? Kortisol kerap dikaitkan dengan stres atau depresi kronis, ini masuk akal, karena memang terkait. Kortisol adalah hormon stres utama tubuh. Hal inilah yang mungkin membuat orang berpikir kortisol buruk bagi mereka, tetapi sebenarnya tidak demikian.

Stres adalah bagian kehidupan yang tak terhindarkan, dan respons stres kita telah berevolusi sebagai mekanisme bertahan hidup sehingga kita dapat bereaksi dengan cepat terhadap situasi berbahaya. Stres psikologis dan fisik menimbulkan respons stres.

Kortisol penting untuk respons stres yang sehat

Reaksi langsung kita terhadap ancaman yang tiba-tiba adalah respons ‘lawan-atau-lari’. Adrenalin dilepaskan dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah kita. Ini secara instan meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan sehingga kita siap bertindak cepat untuk melarikan diri atau menghindari bahaya. Namun, respons adrenalin hanya berumur pendek.

Ketika ancaman atau stres berlangsung selama beberapa menit, bukan detik, kortisol dilepaskan dari kelenjar adrenal. Peran utamanya adalah untuk meningkatkan glukosa darah (gula) untuk energi.

Kortisol mempengaruhi hati, otot, lemak, dan pankreas untuk meningkatkan produksi glukosa dan memobilisasi glukosa yang disimpan. Hal ini meningkatkan glukosa ke otak agar kita waspada secara mental dan ke otot agar kita bisa bergerak. Dalam respons stres yang sehat dan normal, kortisol meningkat dengan cepat sebagai respons terhadap stres dan kemudian dengan cepat turun kembali ke tingkat awal setelah stres berlalu.

Namun, stres kronis dan peningkatan sekresi kortisol yang berkelanjutan tidaklah sehat. Stres kronis dapat menyebabkan sekresi kortisol yang tidak teratur: ketika kortisol tetap tinggi bahkan tanpa adanya stres langsung. Diperlukan waktu berminggu-minggu agar disregulasi kortisol kembali normal setelah stres kronis.

Kortisol mempengaruhi jam tubuh

Salah satu peran terpenting kortisol adalah dalam sistem sirkadian tubuh. Hipotalamus di otak mengatur ritme sirkadian (sekitar 24 jam) dari fungsi biologis kita agar sesuai dengan siklus terang-gelap. Kortisol mengomunikasikan sinyal-sinyal ini dari otak ke seluruh tubuh.

Sekresi kortisol dari kelenjar adrenalin meningkat pada dini hari, memuncak sekitar pukul 7 pagi, dan kemudian paling rendah sekitar tengah hari hingga dini hari.

Kortisol adalah jam alarm alami tubuh kita. Kortisol yang lebih tinggi di pagi hari atau di akhir periode tidur merangsang terjaga, meningkatkan energi, dan aktivitas fisik. Kortisol yang lebih rendah pada malam hari mendorong tidur dan fungsi restoratif.

Kita dapat mencoba mempertahankan tingkat kortisol yang sehat dengan mengatasi penyebab disregulasi kortisol. Meditasi, mindfulness, dan terapi perilaku kognitif dapat mengurangi reaktivitas respons stres. Olahraga di siang hari dan kebiasaan tidur yang baik juga membantu mengurangi stres kronis dan kortisol yang tinggi. Serta, diet seimbang yang sehat memberi tubuh bahan penyusun untuk kesehatan hormon yang baik, demikian dirangkum dari The Conversation. (BS)

Advertisement