Berandasehat.id – Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak yang tersedia dalam dua bentuk. Jenis utama disebut phylloquinone (filokuinon), ditemukan dalam sayuran berdaun hijau seperti sawi hijau, kangkung, dan bayam. Jenis lainnya, menaquinones (menakuionon), ditemukan di beberapa makanan hewani dan makanan fermentasi. Untuk diketahui, menaquinones juga dapat diproduksi oleh bakteri dalam tubuh manusia.
Vitamin K membantu membuat berbagai protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan pembentukan tulang. Protrombin adalah protein yang bergantung pada vitamin K yang terlibat langsung dengan pembekuan darah. Sedangkan osteocalcin adalah protein lain yang membutuhkan vitamin K untuk menghasilkan jaringan tulang yang sehat.
Vitamin K ditemukan di seluruh tubuh termasuk hati, otak, jantung, pankreas, dan tulang. Vitamin larut lemak ini dipecah dengan sangat cepat dan diekskresikan dalam urin atau feses. Karena itu, jarang mencapai tingkat racun dalam tubuh bahkan dengan asupan tinggi, seperti yang kadang terjadi pada vitamin larut lemak lainnya.
Jumlah Vitamin K yang Direkomendasikan
Untuk vitamin K berlaku istilah ‘asupan yang memadai’ yang digunakan ketika tidak ada cukup bukti untuk menetapkan Angka Kecukupan Gizi yang Direkomendasikan (RDA). Jumlah asupan yang memadai diperkirakan untuk memastikan kecukupan gizi. Untuk orang dewasa berusia 19 tahun ke atas, asupan yang memadai untuk vitamin K adalah 120 mikrogram (mcg) setiap hari untuk pria dan 90 mcg untuk wanita dan bagi mereka yang sedang hamil atau menyusui.

Kol merupakan salah satu sumber vitamin K (dok. ist)
Sumber makanan yang banyak mengandung filokuinon di antaranya sayuran berdaun hijau termasuk collard dan lobak hijau, kangkung, bayam, brokoli, kubis Brussel, kol, selada; minyak kedelai dan kanola; saus salad dibuat dengan minyak kedelai atau canola.
Sedangkan pangan sumber menakuinon di antaranya natto (kedelai fermentasi), serta daging, keju, telur.
Tanda-tanda Defisiensi Vitamin K
Kekurangan vitamin K pada orang dewasa jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada orang yang memakai obat yang menghalangi metabolisme vitamin K seperti antibiotik, atau pada kondisi yang menyebabkan malabsorpsi makanan dan nutrisi. Kekurangan juga mungkin terjadi pada bayi baru lahir karena vitamin K tidak melewati plasenta, dan ASI mengandung jumlah yang rendah.
Jumlah protein pembekuan darah yang terbatas saat lahir meningkatkan risiko perdarahan pada bayi jika tidak diberikan suplemen vitamin K.
Berikut ini adalah tanda-tanda defisiensi vitamin K yang paling umum:
1. Waktu pembekuan darah yang lebih lama atau waktu protrombin yang lebih lama (sebagaimana diukur di kantor dokter).
2. Pendarahan
3. Osteopenia atau osteoporosis
Untuk dicatat, obat antibiotik dapat menghancurkan bakteri penghasil vitamin K di usus, sehingga berpotensi menurunkan kadar vitamin K, terutama jika meminum obat selama lebih dari beberapa minggu. Orang yang memiliki nafsu makan yang buruk saat menggunakan antibiotik jangka panjang mungkin berisiko lebih besar mengalami defisiensi, dan mungkin mendapat manfaat dari suplemen vitamin K.
Karena vitamin K larut dalam lemak, yang terbaik adalah mengonsumsi makanan vitamin K dengan sedikit lemak untuk meningkatkan penyerapan. Jadi, percikkan sedikit minyak zaitun atau tambahkan potongan alpukat ke salad hijau favorit, demikian dirangkum dari laman Harvard T.H. Chan School of Public Health. (BS)