Berandasehat.id – Para ahli mengakui perilaku berpacaran remaja dan orang dewasa muda menjadi tantangan untuk memerangi pandemi COVID-19 karena beberapa remaja memprioritaskan hubungan mereka di atas risiko terinfeksi dan mungkin tidak mematuhi langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan.

“Penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak [remaja dan dewasa muda] tidak patuh atau tidak konsisten dengan mematuhi langkah-langkah ini bahkan ketika menunjukkan gejala COVID-19,” kata Yzette Lanier, PhD, asisten profesor di New York University’s College of Nursing, yang pemikirannya pada subjek itu diterbitkan sebagai komentar di JAMA Pediatrics.
Namun demikian, hubungan romantis adalah bagian penting dari perkembangan sosial untuk kelompok usia ini, dan sangat penting untuk menemukan cara guna meningkatkan keamanan daripada mencegah romansa ini atau menghambat perkembangan para kaum muda, Lanier menekankan.
Tentu saja, cara terbaik untuk memastikan keselamatan kaum muda adalah dengan memvaksinasi mereka. Tetapi karena berbagai alasan, sebagian besar remaja dan dewasa muda tidak divaksinasi. “Jadi pesan kesehatan masyarakat harus fokus pada bagaimana membujuk mereka untuk mengikuti pedoman keselamatan COVID-19, seperti mengenakan masker saat bertemu dengan kekasih hati,” ujar Lanier.
“Terlibat dalam perilaku mitigasi COVID untuk melindungi pasangan mungkin menjadi cara bagi pasangan untuk menunjukkan cinta mereka satu sama lain dan komitmen mereka terhadap hubungan,” katanya.
Perjanjian keamanan antara pasangan romantis, tidak hanya mendapatkan vaksinasi, tetapi juga rencana untuk melakukan pengujian rutin, untuk mengurangi kontak dekat dengan orang lain, dan untuk terlibat dalam strategi pencegahan seperti memakai masker.
“Menyetujui untuk secara konsisten mematuhi langkah-langkah pencegahan COVID-19 dapat menjadi tujuan bersama antara pasangan yang dapat menambah makna pada hubungan mereka dan meningkatkan ikatan romantis mereka,” pesan Lanier.
Lanier menulis komentar itu beberapa minggu lalu, sebelum CDC pada bulan Juli memperketat panduan tindakan pencegahannya untuk orang yang divaksinasi.
Tetapi ketika jumlah kasus COVID-19 meningkat lagi, Lanier mengatakan kepada laman WebMD, banyak negara bagian dan yurisdiksi lokal telah memulihkan kembali tindakan pengendalian COVID-19, seperti mandat masker, atau sedang mempertimbangkan untuk memulihkannya.
CDC juga dikatakan sedang mempertimbangkan mandat ini. “Mempertimbangkan faktor-faktor ini, penerapan langkah secara konsisten di antara semua remaja dan dewasa muda masih tetap penting, bahkan dengan ketersediaan vaksin COVID,” beber Lanier.
Lanier tidak menyarankan agar orang dewasa muda berhenti berciuman atau berpegangan tangan atau bahkan melakukan hubungan intim. “Tetapi penting bagi kaum muda untuk menyadari bahwa terlibat dalam perilaku normal seperti berciuman dapat membuat mereka berisiko tertular COVID-19,” katanya.
Divaksinasi juga tidak berarti bahwa seseorang dapat melupakan aspek keamanan berkencan. “Sering kali, ketika orang divaksinasi, mereka memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda tentang berada di sekitar orang dan merasa perlu untuk menggunakan tindakan pencegahan ini. Tetapi kita tahu bahwa beberapa orang yang divaksinasi masih terkena COVID. Juga, beberapa anak muda tidak divaksinasi, jadi tindakan pencegahan ini tetap penting baik untuk yang divaksinasi maupun yang tidak divaksinasi,” tandas Lanier. (BS)