Berandasehat.id – Salah satu cara untuk meminimalkan penularan virus corona selain melakukan protokol kesehatan (prokes) ketat adalah dengan mendapatkan vaksin COVID-19. Sayangnya di Indonesia, pemberian vaksin masih terbatas untuk anak usia 12 tahun ke atas. Sedangkan untuk anak di bawah 12 tahun vaksin COVID-19 belum tersedia.

Ilustrasi vaksinasi anak

Solusinya, sebagai antisipasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah mulai berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia, anak-anak di bawah usia 12 tahun disarankan melakukan vaksin influenza lantaran belum mendapatkan vaksin COVID-19. 

Menurut Dr. dr. Syarif Rohimi, Sp.A(K), anak usia di bawah 8 tahun, biasanya dokter menyarankan disuntik vaksin influenza  dua kali dengan masa rentang 21 hari. Keuntungan vaksin influenza pada anak, kata Syarif bisa meningkatkan efektivitas dalam hal pencegahan pernapasan akut pada bayi sebesar 39 persen. 

“Selain itu, vaksin influenza juga mengurangi pasien rawat inap serta berkurangnya perawatan di unit perawatan intensif (ICU). Sedangkan pada ibu hamil bisa mengurangi kejadian masalah pernapasan pada bayi,” ujar Spesialis Anak dan Konsultan Jantung Anak yang berpraktik di RS Permata Cibubur saat Live Instagram bersama Asah Kebaikan, Minggu (4/10/2021). 

Influenza dan COVID-19 sering kali dianggap penyakit yang sama. Padahal, keduanya merupakan penyakit yang berbeda. Flu disebabkan oleh virus influenza, sedangkan COVID-19 disebabkan oleh virus corona atau SARS-CoV-2.

Melihat gejala dan penularan yang hampir serupa membuat penyakit ini sulit untuk dibedakan. Ada beberapa persamaan pada gejala flu dan COVID-19. Demam, batuk, napas menjadi pendek, hidung berair, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan nyeri otot serta badan menjadi gejala yang dapat dialami oleh pengidap flu maupun COVID-19.

Syarif mengaku bahwa ruang praktiknya banyak didatangi orang tua yang anaknya memiliki gejala batuk pilek.  “Gejala batuk pilek itu disebabkan oleh alergi sehingga menimbulkan flu biasa atau juga influenza dan COVID-19. Jika flu penyebab alergi biasanya pasien tidak mengalami demam, berbeda jika influenza dan COVID-19 biasanya disertai tubuh demam serta sakit kepala dan nyeri otot,” ujarnya.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 menyebut, setiap tahunnya terdapat kematian sebesar 2.000 hingga 4.000 orang karena influenza dari berbagai usia. Syarif menyebut, hingga kini sudah ada lima kali pandemi yang disebabkan oleh virus influenza. Tak heran jika setiap tahun disarankan untuk vaksin influenza lantaran vaksin yang diberikan setiap tahunnya berbeda. Terutama untuk negara yang beriklim dingin.

Terkait pemberian vaksin influenza, dokter yang hobi fotografi ini mengatakan untuk anak usia di atas 6 bulan sudah harus diberikan vaksin influenza dan yang kedua kali saat usia 3 tahun. “Setelah itu disarankan setiap tahun diberikan vaksin influenza untuk membentuk antibodi, terutama yang paling penting bagi wanita hamil serta orang lanjut usia.,” terangnya.

WHO merekomendasikan suntik influenza diberikan sampai usia 21 tahun. Di Indonesia, suntik influenza dianjurkan hingga usia  18 tahun.

Tak lupa, Syarif menekankan perlunya taat pada prokes saat PTM berlangsung. “Ruangan kelas dibuka agar ada pertukaran udara, serta perhatikan durasi di sekolah. Saya praktik hanya 3 jam saja, dan ruang praktik dibuka. Tujuannya untuk meminimalkan penularan,” pungkas lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (BS)