Berandasehat.id – Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, lebih dari 17,9 juta penduduk meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya, atau sekitar 32 persen dari total angka kematian dunia
Di Indonesia, kematian yang disebabkan penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian, dan penyakit kardiovaskular lainnya, menurut data dari Institute for Health Metrics and Evaluation 2019 (IHME)
Data Riskesdas juga menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018), penyakit jantung koroner tetap 1,5% (2013-2018), penyakit gagal ginjal kronis, dari 0,2% (2013) menjadi 0,38% (2018).
Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia kebanyakan disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito A. Damay menyampaikan, konsumsi makanan bergizi, hindari gula, garam, dan lemak berlebihan. “Konsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan, serta tetap memeriksakan kesehatan secara berkala dengan cara berkonsultasi ke dokter melalui fasilitas telemedika atau berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Vito dalam diskusi bersama Yayasan Jantung Indonesia (YJI).
Guna meningkatkan kesadaran, pencegahan dan perawatan penyakit jantung, YJI menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi kesehatan digital. Bila sebelumnya masyarakat melakukan perawatan kesehatan jantung dengan mendatangi langsung fasilitas kesehatan, kini masyarakat dituntut lebih inovatif dan beralih ke digital.
“Salah satunya menggunakan telemedicine untuk berkonsultasi secara aman tanpa tatap muka langsung. “Dengan teknologi, kita juga bisa memantau dan mengukur tekanan darah, detak jantung, dan memantau kegiatan saat sedang beraktivitas secara mandiri melalui perangkat pintar yang banyak beredar,” kata Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin.
Sebagai bentuk dukungan dalam kampanye jantung sehat dan upaya memerangi penyakit kardiovaskular, PT Omron Healthcare Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Jantung Indonesia mengingatkan masyarakat dalam memerangi kardiovaskular, menginspirasi dan mendorong aksi internasional untuk mendorong terciptanya gaya hidup untuk jantung sehat di seluruh dunia.
Berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, OMRON turut ambil bagian dalam peringatan Hari jantung Sedunia 2021 yang juga menandai eksistensi YJI ke 40 tahun di Indonesia, melalui serangkaian acara yang digelar selama satu bulan penuh.
“Omron telah berkolaborasi dengan YJI selama bertahun-tahun untuk memperingati Hari Jantung Sedunia, dengan membangun kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan jantung serta bahaya hipertensi melalui berbagai kegiatan,” ujar Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia.
Tomoaki menambahkan, Omron mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan preventif pencegahan risiko penyakit jantung dengan rutin mengecek tekanan darah. “Pemeriksaan tekanan darah secara mandiri dapat dilakukan dengan menggunakan alat khusus, yaitu blood pressure monitor yang mudah digunakan bahkan oleh masyarakat awam. Dengan bentuk yang kompak, ergonomis, dan ringan, perangkat monitor tekanan darah ini bisa digunakan dengan nyaman setiap har,” ujarnya.
Dengan memantau tekanan darah secara berkala, kita jadi punya gambaran terkait tekanan darah apakah berada dalam ambang normal atau tidak normal. “Informasi ini sangat relevan dengan kondisi kesehatan jantung, sehingga kita bisa mengambil tindakan lanjutan yang sesuai. Dengan demikian kita dapat menjaga kesehatan jantung dan menikmati hidup yang berkualitas sebagai dengan jantung dan tubuh yang sehat,” pungkas Tomoaki Watanabe. (BS)