Berandasehat.id – Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap pria yang tidak divaksinasi kemudian meninggal akibat komplikasi COVID-19 menunjukkan bahwa testis mungkin merupakan tempat perlindungan bagi virus corona. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan tentang konsekuensi potensial bagi kesehatan reproduksi di antara mereka yang terinfeksi.

Studi yang dipublikasikan secara online di server pracetak MedRxiv, menemukan bahwa pasien yang sakit kritis menunjukkan kerusakan parah dan mungkin menyimpan virus aktif di testis, yang dapat berfungsi sebagai perlindungan virus. Perlu diingat, studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Ilustrasi sperma (dok. istimewa)

Guilherme M.J. Costa, PhD, seorang profesor di Universidade Federal de Minas Gerais di Brasil, memimpin penelitian tersebut. “Virus corona tidak unik dalam kebiasaan ini. Masalah semacam ini terjadi dengan banyak virus lain,” cetus Costa.

Brian Keith McNeil, MD, dari Departemen Urologi di SUNY Downstate Health Sciences University di New York City, mengatakan topik COVID-19 dan kesuburan telah dibahas tetapi datanya terbatas.

“Pertanyaan yang muncul adalah apakah COVID dapat hidup di testis atau tidak, dan berdasarkan (studi) ini tampaknya bisa,” katanya, seraya menambahkan pertanyaan apakah COVID-19 dapat ditularkan melalui air mani.

“Ini membuat orang bertanya-tanya apakah ini bisa berdampak jangka panjang pada kesuburan pria dan wanita,” kata McNeil.

Sel Penghasil Sperma Terinfeksi

Pada tahun 2021, para peneliti menganalisis 11 pasien pria yang meninggal karena komplikasi COVID-19. Semua pasien tidak ada yang menerima vaksin COVID-19dan dirawat di unit perawatan intensif.

Semua kecuali satu pasien memiliki anak dan tidak ada yang memiliki gejala atau keluhan skrotum selama mereka dirawat di rumah sakit. Sejarah medis mereka mengungkapkan tidak ada gangguan testis, demikian dilaporkan laman WebMD. (BS)