Berandasehat.id – Nyeri bagian tubuh tampaknya menjadi hal yang lumrah dalam keseharian dan menjadi alasan paling umum yang mendorong kita mencari solusi kesehatan. Nyeri kronis adalah rasa nyeri persisten yang dirasakan secara terus menerus atau timbul dalam jangka panjang, merupakan salah satu kasus rawat jalan yang banyak dijumpai di berbagai fasilitas kesehatan, dan membutuhkan penanganan ahli saraf. 

Disampaikan Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Sa’ad Budiyono, rasa nyeri dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti di leher, lengan, kaki, serta di punggung baik di bagian atas maupun punggung bagian bawah. “Nyeri punggung bawah merupakan nyeri neuropatik yang berdampak cukup signifikan pada penderitanya karena bersifat kronis dan sulit ditangani,” ujarnya dalam temu media daring yang dihelat Omron Healthcare Indonesia, Kamis (17/3//2022).

Ilustrasi nyeri punggung bagian bawah (dok. istimewa)

Riset Global Pain Index Report 2020 menyebut nyeri masih menjadi masalah global. Dari 19 ribu responden yang disurvei, 93% mengaku memiliki masalah nyeri, dengan sepertiganya menderita rasa nyeri setiap hari. Kondisi ini tidak hanya dialami lansia, karena 1 dari 5 nyeri kronis juga dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun. 

Sejumlah studi menyebut bahwa nyeri kronis memberikan beban pribadi dan ekonomi yang sangat besar, serta mempengaruhi 30 persen populasi dunia.  Selain berdampak pada kondisi psikologis, nyeri kronis dapat menurunkan produktivitas kerja, mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak signifikan secara sosial dan ekonomis.

Bagaimana dengan data di Indonesia? Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan  prevalensi penyakit muskuloskeletal yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan mencapai 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%. Tingginya prevalensi nyeri ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri masih mengalami berbagai hambatan.

Konsumsi obat pereda nyeri biasanya menjadi pertolongan pertama.  Selain mengonsumsi obat-obatan, terapi ke dokter, ahli fisioterapi, atau pijat bisa menjadi pilihan. Di tengah pandemi COVID-19, terapi manajemen nyeri secara mandiri yang bisa dilakukan di rumah menjadi pilihan menarik dan aman.

Terkait dengan penanganan nyeri, Direktur Omron Healthcare Indonesia Tomoaki Watanabe sepakat bahwa nyeri kronis harus mendapat penanganan yang tepat. Guna mendukung terapi secara mandiri, kini tersedia solusi fisioterapi Omron Tens, alat pijat portabel yang menerapkan stimulasi saraf listrik transkuten di area target,.

“Omron Tens menghadirkan kualitas terapi nyeri secara non-invasif, bebas obat, yang bisa membantu pasien mengatasi rasa nyeri dengan aman tanpa menjadi kebiasaan atau menciptakan ketergantungan berlebihan,” terang Watanabe.

Berbentuk kompak dan portable, Omron Tens mudah dibawa sehingga terapi bisa dilakukan di mana saja guna mengatasi nyeri yang disebabkan oleh berbagai hal, misalnya cedera akibat olahraga, aktivitas yang berlebih, hingga kesalahan postur tubuh saat beraktivitas, bahkan akibat kerusakan sel-sel tubuh saat seseorang bertambah tua. 

Cara Kerja Omron Tens

Cara kerja Omron Tens dalam meredakan nyeri otot atau sendi adalah dengan menerapkan stimulasi saraf listrik ke permukaan kulit dekat lokasi nyeri. Alat pijat mandiri ini dapat bekerja dalam beberapa cara, termasuk memblokir pesan rasa sakit agar tidak mencapai otak, memicu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak hormon endorfin sebagai pereda nyeri alami, dan meningkatkan sirkulasi darah. 

Perangkat ini memanfaatkan impuls elektronik yang dapat mengurangi sinyal rasa sakit ke sumsum tulang belakang dan otak, yang dapat meredakan rasa sakit dan melemaskan otot. 

Watanabe menyebut, Omron Tens juga dapat mengurangi dan meredakan nyeri karena radang sendi, nyeri haid juga nyeri panggul yang disebabkan endometriosis, rasa sakit dan nyeri di lutut, di leher, serta nyeri punggung bawah.

Perangkat ini digunakan dengan pengaturan frekuensi rendah untuk perawatan nyeri sedang dan frekuensi tinggi untuk nyeri akut. Omron Tens dilengkapi bantalan yang dapat ditempelkan pada posisi mengapit titik nyeri, baik di leher, bahu, lengan, kaki, telapak kaki, punggung, panggul, lutut, atau siku. Bahkan, Omron Tens pun dapat digunakan sebagai alat pijat mandiri selama durasi tertentu. Terapi dengan perangkat ini dapat digunakan oleh orang dewasa, namun tidak boleh digunakan oleh anak-anak, wanita hamil, atau mereka yang memiliki perangkat logam atau elektronik implan. (BS)