Berandasehat.id – Anak-anak merupakan tahapan usia yang rentan terkena penyakt infeksi. Kelompok ini 2-3 kali lebih sering mengalami batuk dan pilek dibandingkan orang dewasa. Terlebih pada kondisi pandemi yang masih belum usai, anak-anak tak hanya berhadapan dengan ancaman paparan COVID-19, khususnya saat pembelajaran tatap muka kembali digiatkan.

Tantangan terhadap daya tahan tubuh anak juga bisa dialami saat menjalani puasa Ramadan. Sebab, konsumsi makan dan minum umumnya dibatasi selama puasa Ramadan, tidak makan dan minum dalam kurun 14 jam. Tanpa diimbangi asupan bergizi yang mengandung gizi mikro yang cukup, maka daya tahan tubuh dapat terpengaruh.

Ilustrasi suplemen (dok. istimewa)

“Untuk mengantisipasi kurangnya asupan selama berpuasa, selain pentingnya mengonsumsi protein, karbohidrat kompleks dan buah, anak juga membutuhkan tambahan suplementasi, terutama vitamin C sebagai zat gizi mikro yang esensial bagi anak-anak,” ujar dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A dalam temu media daring menandai peluncuran Redoxon Kids, Senin (4/4/2022).

Vitamin C merupakan salah satu zat gizi mikro esensial yang berpengaruh pada imunitas tubuh anak; berfungsi menyokong sistem kekebalan melalui peningkatan aktivitas fungsi sel darah putih dan produksi antibodi. 

Berbagai literatur menunjukkan, kekurangan vitamin yang larut air ini mengakibatkan anak-anak semakin rentan terhadap infeksi – salah satunya batuk pilek, terhambatnya pembentukan kolagen yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, penyembuhan luka yang lambat, hingga menimbulkan gejala penyakit skorbut (merasa lelah dan lemah sepanjang waktu, kehilangan nafsu makan, mudah tersinggung dan uring-uringan). 

Vitamin C juga merupakan salah satu antioksidan utama yang dapat mencegah dan memperbaiki kerusakan DNA. 

Ditambahkan Medical Lead Bayer Consumer Health dr. Riana Nirmala Wijaya, sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan fungsi otak anak-anak. “Kekurangan nutrisi, salah satunya zat gizi mikro esensial seperti vitamin C, bisa menyebabkan konsekuensi berupa kerentanan terhadap infeksi, bahkan mengurangi Intelligence Quotients atau IQ di kemudian hari,” terangnya.

Perlu diketahui, tubuh tidak mampu memproduksi vitamin C tetapi memperolehnya lewat asupan dari luar. “Karenanya, selain mengonsumsi makanan bernutrisi, ketercukupan vitamin C pada anak perlu didukung dengan suplementasi yang tepat,” imbuh  Riana.

Vitamin C bersifat mudah larut dalam air dan tidak disimpan oleh tubuh. Artinya, jika konsumsinya melebihi kebutuhan tubuh, vitamin C akan dibuang melalui air seni.

Karenanya, memperkuat imunitas tubuh anak menjadi kebutuhan yang kian mendesak. Memahami situasi tersebut, Bayer meluncurkan Redoxon Kids berupa suplementasi vitamin C 200mg yang aman dan praktis untuk membantu menjaga daya tahan tubuh anak. 

“Tidak hanya selama Ramadan, tetapi juga untuk menyiapkan anak-anak menghadapi lingkungan keseharian yang kian menantang. Kami percaya, dengan daya tahan tubuh yang kuat, anak-anak Indonesia akan lebih berani bereksplorasi demi menggapai cita-cita mereka,” ujar Presiden Direktur PT Bayer Indonesia Kinshuk Kunwar, 

Untuk memperkenalkan suplemen vitamin C anak terbaru ini, peluncuran Redoxon Kids juga dibarengi dengan kampanye digital #RedoxonKids Kunyah Kunyah Ayo Jelajah melalui platform TikTok, YouTube dan Instagram. 

Melalui serangkaian video edukasi, Bayer dan Redoxon berupaya menginspirasi masyarakat Indonesia agar semakin memahami pentingnya menjaga asupan vitamin C agar imunitas anak terbangun dan mereka siap bereksplorasi demi menggapai cita-cita. (BS)