Berandasehat.id – Tim dokter di Rumah Sakit Universitas Saint-Etienne di Prancis baru-baru ini menemukan bahwa sumber gatal pada mata yang dilaporkan oleh seorang tukang kebun yang datang ke unit gawat darurat adalah karena adanya larva belatung pada kornea. Tim telah menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan diagnosis dan pengobatan kasus itu di New England Journal of Medicine.

Sheep bot flies (lalat bot domba) umum ditemukan di Prancis. Nama itu disematkan karena umumnya karena kecenderungan mereka bertelur di lubang hidung domba. Setelah bernaung di sana, larva bergerak menuju sinus, tempat mereka tinggal, memakan lendir saat mereka berkembang menjadi belatung. 

Ilustrasi mata merah (dok. istimewa)

Setelah beberapa minggu, belatung itu jatuh dari hidung ke tanah, di mana mereka menyelesaikan proses pematangan dan tumbuh menjadi lalat dewasa. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terkadang lalat betina menjadi ‘bingung’ dan bertelur di bola mata manusia yang tidak menaruh curiga.

Dalam kasus baru ini, tukang kebun mendatangi unit gawat darurat setelah mengalami apa yang dia gambarkan sebagai ‘merasakan sesuatu masuk ke dalam mata’. Dia mengingat kejadian sedang mengerjakan kebunnya, yang dekat dengan peternakan domba dan kuda, ketika dia merasakan sesuatu menabrak mata kanannya. 

Setelah beberapa jam gatal, tukang kebun itu memutuskan bahwa masalahnya tidak akan hilang dengan sendirinya, jadi dia pergi ke unit gawat darurat untuk mencari bantuan.

Setelah mengamati lebih dekat, dokter mendiagnosis kondisi tersebut sebagai ophthalmomyiasis eksternal, yaitu infestasi larva lalat pada mata. Mereka mencatat keberadaan larva telah mengakibatkan hiperemia konjungtiva (pembuluh darah melebar), tetapi tidak ada bukti lecet karena penggunaan spikula tubuh oleh larva. 

Para peneliti menemukan lebih dari selusin larva bergerak. Tim mengambil gambar dan juga membuat video untuk mengabadikan pergerakan makhluk-makhluk kecil tersebut.

Para dokter mengeluarkan larva satu per satu menggunakan pinset kecil dan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi. Sepuluh hari kemudian, pasien kembali untuk tindak lanjut dan ditemukan tidak menderita kerusakan mata atau infeksi, demikian laporan MedicalXpress. (BS)