Berandasehat.id – Pasien kanker yang telah mendapat vaksinasi COVID-19 lebih mungkin terkena infeksi terobosan (terinfeksi COVID meski sudah divaksinasi) dibandingkan mereka yang tidak terkena kanker. Hal ini menempatkan pasien kanker pada risiko yang jauh lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit dan kemungkinan meninggal, demikian menurut studi baru yang diterbitkan di JAMA Oncology.
Risiko tertinggi berada pada pasien yang memiliki kanker tertentu dan mereka yang telah menerima pengobatan kanker dalam satu tahun terakhir. “Hasil ini menekankan perlunya pasien kanker untuk mempertahankan praktik mitigasi, terutama dengan munculnya varian virus yang berbeda dan berkurangnya kekebalan vaksin,” para peneliti menekankan.
Para peneliti di Case Western Reserve University menganalisis data catatan kesehatan elektronik terhadap lebih dari 636.000 pasien yang divaksinasi, termasuk di antaranya lebih dari 45.000 pasien kanker yang telah mendapatkan vaksin COVID. Tim mencari tren waktu, risiko, dan hasil terobosan infeksi COVID-19 untuk pasien kanker yang divaksinasi di AS antara Desember 2020 hingga November 2021.

Secara keseluruhan, risiko kumulatif infeksi terobosan pada pasien kanker yang divaksinasi adalah 13,6%, dengan risiko tertinggi untuk kanker pankreas (24,7%), hati (22,8%), paru (20,4%) dan kolorektal (17,5%) dan risiko terendah untuk kanker tiroid (10,3%), endometrium (11,9%) dan kanker payudara (11,9%), dibandingkan 4,9% pada pasien yang divaksinasi tanpa kanker.
Pasien yang menjalani pemeriksaan medis untuk kanker dalam satu tahun terakhir memiliki risiko lebih tinggi untuk infeksi terobosan, terutama pada mereka yang menderita kanker payudara, kanker darah, kanker kolorektal, kanker kandung kemih dan kanker pankreas.
Di antara pasien dengan kanker, risiko keseluruhan untuk rawat inap setelah infeksi terobosan adalah 31,6%, dibandingkan dengan 3,9% pada orang tanpa infeksi terobosan. Selain itu, risiko kematian adalah 6,7% setelah infeksi terobosan, dibandingkan dengan 1,3% pada mereka yang tidak mengalami infeksi setelah vaksinasi.
Di antara pasien yang tidak menderita kanker, risiko rawat inap secara keseluruhan adalah 25,9% pada pasien dengan infeksi terobosan, dibandingkan dengan 3% pada pasien tanpa infeksi. Risiko kematian secara keseluruhan adalah 2,7% setelah infeksi terobosan, dibandingkan dengan 0,5% pada mereka tanpa infeksi terobosan.
Selain itu, terobosan infeksi terus meningkat untuk semua pasien dari Desember 2020 hingga November 2021, dengan angka yang secara konsisten lebih tinggi di antara pasien kanker.
“Tren waktu yang meningkat ini mungkin mencerminkan berkurangnya kekebalan vaksin, munculnya varian virus yang berbeda, dan beragam tindakan yang diambil oleh individu dan komunitas dari waktu ke waktu selama pandemi,” tulis para peneliti.
Vaksin cenderung kurang protektif terhadap infeksi virus corona pada pasien kanker, dan pada gilirannya, pasien itu mungkin lebih rentan terhadap infeksi COVID-19, tulis para peneliti.
Karena infeksi terobosan terus meningkat pada populasi, pasien dengan kanker akan menghadapi peningkatan risiko untuk infeksi terobosan parah, rawat inap dan kematian, simpul peneliti dilaporkan laman WebMD. (BS)