Berandasehat.id – Wajah tiba-tiba mengalami kelemahan di satu sisi yang membuat kontrol kedipan atau tersenyum sulit dilakukan? Tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan Bell’s palsy, suatu kondisi yang menyebabkan kelemahan wajah secara tiba-tiba di satu sisi . Tapi gejalanya tidak diragukan lagi: Setelah kelemahan, atau kelumpuhan, terjadi (biasanya di satu sisi wajah) hal ini dapat mempengaruhi kemampuan penderita untuk mengontrol kedipan, tersenyum, atau gerakan wajah lainnya.
Kabar baiknya: Bell’s palsy dapat diobati dan biasanya mereda dalam beberapa minggu, demikian keterangan Peter Revenaugh, MD, ahli bedah plastik khusus wajah di Rush dikutip dari laman MedicalXpress.

Berikut hal-hal penting terkait Bell’s palsy yang perlu diketahui dan membedakannya dari serangan stroke:
1. Kelompok tertentu memiliki risiko lebih tinggi
Bell’s palsy mempengaruhi sekitar satu dari setiap seribu orang di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian saat ini dengan kuat menunjukkan hal itu bisa disebabkan oleh virus yang berhubungan dengan cacar air yang melemahkan saraf wajah. Siapa pun bisa mendapatkan Bell’s palsy, tetapi orang dewasa berusia antara 30 dan 50 tahun memiliki risiko tertinggi.
Wanita juga tampaknya lebih berisiko daripada pria. Dan wanita hamil – untuk alasan yang masih belum sepenuhnya diketahui – memiliki risiko yang lebih tinggi – terutama pada trimester pertama dan ketiga.” Itu bisa terkait dengan sistem kekebalan yang melemah,” ujar Revenaugh.
2. Bell’s palsy dan stroke memiliki gejala yang mirip, tetapi berbeda
Gejala umum Bell’s palsy meliputi: Kelemahan di satu sisi wajah, peningkatan kepekaan terhadap kebisingan, mata berair. Segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala ini, karena itu juga bisa menjadi tanda-tanda stroke atau kerusakan saraf.
Tapi Revenaugh mengatakan ada perbedaan utama antara Bell’s palsy dan gejala stroke. Jika pasien mengalami kesulitan menggerakkan bagian tubuh lain atau berbicara, itu adalah tanda-tanda stroke. “Bell’s palsy paling sering disertai gejala kelumpuhan wajah tanpa tanda atau gejala lain,” ujarnya.
3. Tersedia perawatan yang efektif
Perawatan paling umum untuk Bell’s palsy adalah steroid dosis tinggi, yang diresepkan oleh dokter yang mengurangi peradangan saraf yang terkena. “Penting bahwa perawatan ini dimulai sesegera mungkin,” saran Revenaugh.
Revenaugh menambahkan, terkadang obat antivirus juga bisa membantu. Tetapi pengobatan ini lebih kontroversial, karena tidak sepenuhnya terbukti bahwa Bell’s palsy disebabkan oleh virus. Dan jika pasien menerima antivirus, itu akan dikombinasikan dengan pengobatan tradisional steroid.
Perawatan biasanya berlangsung kira-kira dua minggu. Kemudian dokter dapat menilai sejauh mana kesembuhan pasien.
4. Pemulihan kemungkinan tidak dapat diprediksi
Kelemahan wajah yang berhubungan dengan Bell’s palsy biasanya berlangsung hanya empat hari sampai satu minggu. Tetapi pemulihan penuh dari Bell’s palsy dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
“Sayangnya, kami tidak memiliki cara yang baik untuk memprediksi siapa yang akan pulih dengan baik dan siapa yang tidak. Tentu saja, jika mereka menderita dan itu adalah kelumpuhan (wajah), beberapa dari pasien itu tidak lekas pulih dengan baik,” terang Revenaugh.
Banyak pasien dengan Bell’s palsy yang memiliki luka di sekitar telinga mereka tidak pulih sebaik yang lain. Revenaugh menambahkan bahwa itu mungkin terkait dengan Bell’s palsy yang disebabkan virus jenis herpes zoster yang menghambat pemulihan penuh.
5. Terapi fisik khusus dapat membantu pemulihan
Ada jenis terapi fisik khusus yang disebut ‘pelatihan ulang wajah’ bagi mereka yang memiliki gejala Bell’s palsy jangka panjang. Dalam hal ini, pasien akan diajarkan untuk melatih ulang otot-otot wajah dengan hati-hati. Jika pasien memiliki pemulihan yang buruk, toksin botulinum dan pembedahan dapat membantu.
Untungnya, Bell’s palsy biasanya bukan masalah jangka panjang bagi kebanyakan orang. (BS)