Berandasehat.id – Kekebalan hibrida yang dihasilkan dari infeksi COVID-19 sebelumnya dan vaksinasi penguat/booster memberikan perlindungan terkuat terhadap infeksi Omicron, tetapi semua bentuk kekebalan masih efektif melindungi terhadap kejadian COVID-19 yang parah, kritis, atau fatal, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan online di New England Journal of Medicine edisi 15 Juni 2022.

Heba N. Altarawneh, M.D., dari Weill Cornell Medicine-Qatar di Doha, dan rekannya melakukan studi kasus-kontrol nasional uji-negatif di Qatar untuk menguji efektivitas vaksinasi BNT162b2 atau mRNA-1273, kekebalan alami karena infeksi sebelumnya dengan varian bukan Omicron, dan kekebalan hibrida terhadap infeksi Omicron bergejala dan COVID-19 yang parah, kritis, atau fatal.

Para peneliti menemukan bahwa efektivitas infeksi sebelumnya adalah 46,1 persen terhadap infeksi BA.2 simtomatik (dengan gejala). Vaksinasi dengan dua dosis BNT162b2 dan tidak ada infeksi sebelumnya memiliki efektivitas yang dapat diabaikan (−1,1 persen); dosis kedua telah diterima lebih dari enam bulan sebelumnya di antara hampir semua individu. 

Ilustrasi vaksinasi (dok. istimewa)

Efektivitas 52,2 persen untuk tiga dosis BNT162b2 dan tidak ada infeksi sebelumnya. Khasiat tercapai 55,1 dan 77,3 persen masing-masing untuk dua dosis dan tiga dosis BNT162b2 dan infeksi sebelumnya. Efektivitas yang kuat (>70 persen) terlihat terhadap COVID-19 yang parah, kritis, atau fatal karena infeksi BA.2 untuk infeksi sebelumnya, vaksinasi BNT162b2 saja, dan kekebalan hibrida. 

Hasilnya serupa dalam analisis efektivitas terhadap infeksi BA.1 dan vaksinasi dengan mRNA-1273.

“Vaksinasi booster baru-baru ini memiliki efektivitas sedang, sedangkan kekebalan hibrida dari infeksi sebelumnya dan vaksinasi booster baru-baru ini memberikan perlindungan terkuat terhadap infeksi, sekitar 80 persen,” tulis peneliti dilaporkan Healthday. (BS)