Berandasehat.id – Kerap merasakan kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi terbakar di tangan dan kaki, itulah gejala neuropati. Bagi yang masih asing dengan istilah itu, neuropati merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi sistem saraf tepi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Disampaikan Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI): dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), saraf tepi atau perifer menghubungkan sistem saraf pusat dengan semua bagian penting tubuh. “Neuropati merupakan  gangguan pada sistem saraf tepi yang bisa terjadi akut maupun kronis. Penyebab gangguan saraf tepi dapat terjadi karena penyakit tertentu, kondisi fisik, usia lanjut, dan kurangnya asupan nutrisi,” ujarnya dalam webinar menandai Neuropathy Awareness Week 2022 yang dihelat P&G Health didukung oleh Kementerian Kesehatan dan PERDOSSI, Senin (20/6/2022).

Ilustrasi penyakit neuropati (dok. istimewa)

Manfaluthy menambahkan, deteksi dini sangatlah penting agar pengobatan lebih awal dapat dilakukan termasuk pemberian vitamin neurotropik. Hal ini bertujuan mencegah dampak neuropati yang lebih berat, karena kerusakan saraf dapat bersifat irreversible (tidak bisa dipulihkan) jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak. “Vitamin B berperan penting karena mampu meregenerasi sel saraf sehingga asupan vitamin B harus tercukupi untuk menjaga kesehatan saraf tepi,” terangnya.

Lebih lanjut Manfaluthy mengingatkan setiap orang memiliki potensi risiko gejala neuropati, karena itu deteksi dini untuk mendapatkan pengobatan yang tepat menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh siapa saja.

Kesempatan sama,  Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan Neuropathy Awareness Week 2022 merupakan momentum untuk mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang neuropati. “Karenanya kami dari P&G meluncurkan kampanye ‘Feel Life’ yang bertujuan mengajak masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya kesehatan saraf, deteksi dini neuropati perifer dan mendapatkan pengobatan yang tepat,” ujarnya.

Kampanye ’Feel Life’ terdiri dari rangkaian program termasuk simposium medis profesional kesehatan, edukasi publik dan kampanye media sosial, serta pemeriksaan gejala neuropati gratis melalui roadshow Neuropati Check Point (NCP).

Anie Rachmayani menyampaikan, kampanye ‘Feel Life’ berangkat dari gejala yang dialami oleh mereka yang menderita neuropati, yang menyebabkan mereka merasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas rutin, sehingga berdampak pada kondisi fisik dan kesehatan mentalnya.

Kampanye ini dilakukan selama Mei-Juni 2022 dengan rangkaian program antara lain simposium medis tenaga profesional kesehatan bersama IDI, PERDOSSI dan PAPDI menargetkan lebih dari 4.000 dokter, edukasi masyarakat & kampanye media sosial tentang neuropati melalui akun resmi Neurobion @NeurobionID, dan roadshow Neuropati Check Point (NCP) di 5 titik di Jakarta yang meliputi pemeriksaan kesehatan saraf gratis dan konsultasi dengan praktisi kesehatan.

“Melalui kampanye ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran tentang bagaimana gejala neuropati perifer dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang serta mendorong mereka untuk mendapatkan pengobatan tepat dan merasakan hidup lebih baik,” pungkas Anie Rachmayani. (BS)