Berandasehat.id – Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional, Prof. DR. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si mengajak masyarakat untuk melindungi anak, cucu dan keponakan dari penyakit berbahaya, dengan melengkapi imunisasi mereka. 

“Selama pandemi COVID banyak balita imunisasinya terlewat, sehingga kasus campak, rubela dan difteri di Indonesia tahun 2021-2022 meningkat di banyak kabupaten,” ujar Prof Miko dalam temu media bertajuk ‘Ayo Sukseskan Bulan Imunisasi Anak Indonesia (BIAN) 2022’ yang digelar secara virtual, Selasa (28/6/2022). 

Oleh karena itu, Prof Miko menambahkan,  semua bayi dan anak mulai umur 9 bulan harus diberi tambahan satu kali imunisasi campak rubella, walau sebelumnya sudah mendapatkannya. 

Ilustrasi imunisasi bayi (dok. istimewa)

Spesialis tumbuh kembang anak itu menambahkan, selain itu anak umur 1 – 5 tahun harus mendapat imunisasi polio tetes OPV sedikitnya 4 kali, DPT-HepB-Hib 4 kali, IPV satu kali. “Bila masih kurang, segera dilengkapi. Bila catatan hilang atau terselip dianggap belum lengkap, andaikata melebihi jumlah tersebut tidak berbahaya justru kekebalan lebih tinggi, karena berperan seperti booster. Karena banyak balita imunisasinya tidak lengkap kemungkinan seorang balita mendapat 3 suntikan sekaligus (MR, DPT-HepB-HiB dan IPV) ditambah polio tetes, sehingga tidak perlu bolak balik ke layanan imunisasi,” tuturnya. 

Prof Miko mengatakan, suntikan ganda juga dilakukan di banyak negara karena terbukti aman. “KIPInya (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) tidak lebih berat daripada suntikan tunggal, dan kekebalannya pun sama baiknya. Oleh karena itu kami mengajak agar semua keluarga segera melengkapi imunisasi bayi dan balitanya agar terlindung dari sakit berat, cacat atau kematian,” pungkasnya

Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) Prof. DR. dr. Iris Rengganis, Sp.PD,K-AI menekankan, pada dasarnya imunisasi berfungsi meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. “Dewasa dan anak-anak membutuhkan imunisasi agar lebih sehat,” ujarnya.

Prof Iris menambahkan, imunisasi dewasa yang direkomendasikan antara lain untuk flu, hepatitis A, hepatitis B, meningitis, tifoid, dan PCV, HPV, dan meningitis. Sedangkan untuk anak-anak, ada banyak yang direkomendasikan oleh pemerintah dalam BIAN 2022.

“Tujuan imunisasi tentu semakin banyak yang menerima imunisasi akan mendukung terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) sehingga meminimalkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit yang bisa dicegah,” ujar Prof Iris seraya menambahkan pada anak, imunisasi dapat mencegah campak, rubella, difteri, polio, pertusis dan lainnya.

Guna menggenjot capaian vaksinasi, Kementerian Kesehatan RI telah mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di pertengahan Mei 2022.  Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan imunisasi pada anak yang terkendala selama pandemi. Data Kementerian Kesehatan RI menyebut sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi COVID-19.

dan balitanya agar terlindung dari sakit berat, cacat atau kematian,” pungkasnya.

Untuk diketahui, program BIAN dilaksanakan di posyandu, puskesmas, sekolah, pesantren, RS atau tempat lain yang telah ditentukan dinas kesehatan setempat. (BS)

Advertisement