Berandasehat.id – Sebuah studi nasional yang diterbitkan di Nature Communications menunjukkan bahwa mereka yang paling berisiko terkena Long COVID adalah wanita, berusia 50-60 tahun, orang dengan kesehatan mental pra-pandemi yang buruk, dan mereka yang memiliki kesehatan umum yang buruk, seperti siapa saja yang menderita asma atau yang kelebihan berat badan/obesitas. 

Sekitar 2 juta orang di Inggris terkena dampak COVID yang berkepanjangan (data ONS, 1 Mei 2022), yakni gejala yang bertahan selama 12 minggu atau lebih setelah mereka terinfeksi. Sementara sindrom ini telah dilaporkan secara luas, frekuensi dan faktor risiko untuk kondisi tersebut tidak dipahami dengan baik.

Untuk mengembangkan perawatan baru, anak-anak 90-an — bersama dengan sembilan studi kohort berbasis populasi lainnya — telah membantu para peneliti untuk memahami apa yang menyebabkan beberapa orang menderita kondisi tersebut dibandingkan yang lain. Secara paralel, para peneliti juga memanfaatkan data dari catatan kesehatan elektronik yang dikumpulkan pada Musim Semi 2021 untuk 1,1 juta orang yang didiagnosis dengan COVID-19.

Ilustrasi penyintas Covid (dok. istimewa)

Penelitian ini merupakan bagian dari studi CONVALESCENCE, yang dijalankan oleh University College London dan merupakan yang pertama dari jenisnya yang mengamati Long COVID.

Menggunakan studi yang ada, seperti anak 90-an di mana peserta disurvei secara teratur, memungkinkan peneliti untuk melihat kesehatan masyarakat sebelum pandemi, serta memasukkan kasus Long COVID yang tidak dilaporkan ke dokter umum.

Peserta anak-anak 90-an, Michael dari Bristol, telah lama menderita Long COVID sejak November 2020. “Itu tidak pernah benar-benar hilang. Satu menit terasa baik-baik saja dan hari berikutnya tidak punya energi, dan berjuang untuk bangun dari tempat tidur. Saya tidak merasa menjalani hidup saya sepenuhnya seperti dulu,” ujar Michael seperti dilaporkan MedicalXpress.

Faktor risiko utama yang terkait dengan peningkatan risiko dalam jangka panjang COVID termasuk:

1. Usia

Sebanyak 1,2% anak berusia 20 tahun mengalami dampak pada kehidupan sehari-hari, dan 4,8% pada usia 60 tahun. Gejala yang melemahkan kira-kira empat kali lebih umum pada orang berusia 60 tahun daripada anak berusia 20 tahun.

2. Berjenis kelamin perempuan

3. Memiliki kesehatan mental pra-pandemi yang buruk dan kesehatan umum yang buruk

4. Menderita asma

5. Orang dengan masalah kelebihan berat badan atau obesitas.

Profesor Nishi Chaturvedi dari University College London memimpin studi CONVALESCENCE yang sedang berlangsung membahas beberapa temuan seputar Long COVID. “Anak-anak dari peserta 90-an telah memberikan para ilmuwan informasi yang sangat berharga dan mendalam tentang banyak aspek kehidupan masyarakat. Menggunakan informasi pra-pandemi, melalui kehadiran di klinik dan kuesioner, kami menjadi lebih memahami tentang Long COVID. Investigasi penyebab Long COVID lebih lanjut harus menginformasikan strategi untuk mengatasi sindrom pada populasi,” terangnya.

Mereka yang menderita Long COVID dapat mengakses forum publik online, yang telah dibentuk oleh tim proyek CONVALESCENCE. Tujuan dari forum ini adalah untuk memastikan bahwa perspektif publik dan pasien yang lebih luas disertakan dalam diskusi tentang bagaimana mendefinisikan Long COVID dan melakukan penelitian lebih lanjut. (BS)

Advertisement