Berandasehat.id – Sebuah tim peneliti di Institut Kesehatan Nasional Doutor Ricardo Jorge di Portugal, bekerja dengan seorang rekan di Universitas Lusofona, juga di Portugal, telah menemukan bahwa virus cacar monyet telah berkembang pada tingkat yang lebih cepat dari yang diperkirakan.
Dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, para peneliti menggambarkan studi genetik mereka tentang virus yang dikumpulkan dari 15 sampel.
Monkeypox adalah virus DNA beruntai ganda dari genus yang sama dengan cacar, dan sebagian besar menginfeksi orang di Afrika. Ilmuwan telah mengetahui keberadaannya sejak tahun 1950-an. Terlepas dari namanya, virus ini lebih sering ditemukan pada hewan pengerat daripada monyet.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ada dua varietas utama cacar monyet: Afrika Barat dan Cekungan Kongo. Yang pertama jauh lebih mematikan dan merupakan klade yang telah menginfeksi beberapa ribu orang di luar Afrika. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa virus seperti cacar monyet biasanya hanya bermutasi sekali atau dua kali dalam satu tahun.
Dalam upaya baru ini, para peneliti mengumpulkan sampel dari 15 pasien dan melakukan analisis genetik untuk mempelajari lebih lanjut tentang seberapa cepat virus berkembang. Mereka menemukan virus telah bermutasi pada tingkat enam sampai 12 kali lebih tinggi dari yang diharapkan.
Para peneliti menunjukkan tingkat mutasi yang dipercepat secara tiba-tiba pada virus mungkin merupakan tanda bahwa virus telah mengembangkan cara baru untuk menginfeksi orang, yang saat ini, diyakini berpindah dari orang ke orang melalui kontak dekat dengan lesi terbuka, melalui cairan tubuh atau oleh tetesan udara.
Dalam mempelajari mutasi, para peneliti menemukan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa beberapa mutasi mungkin disebabkan oleh paparan sistem kekebalan manusia, terutama enzim dari jenis yang disebut APOBEC3, yang membunuh virus dengan memicu kesalahan saat menyalin kode genetik.
Jika beberapa virus selamat dari serangan semacam itu dan mewariskan gen mereka, maka hal itu akan memberikan kekuatan bagi generasi mendatang untuk melawan sistem kekebalan manusia. Dan itu bisa menjelaskan mengapa virus bermutasi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Para peneliti juga mencatat bahwa virus mungkin telah beredar pada tingkat rendah di komunitas manusia atau menyebar di antara hewan di negara lain. Ilmuwan juga mencatat bahwa laju evolusi yang dipercepat dapat menjadi respons terhadap tindakan keras yang terjadi selama wabah cacar monyet pada tahun 2017, demikian dilaporkan Science X Network. (BS)