Berandasehat.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa memperkirakan lebih banyak kematian terkait cacar monyet, menyusul laporan kematian pertama di luar Afrika, sambil menekankan bahwa komplikasi parah masih jarang terjadi.
“Dengan penyebaran cacar monyet yang terus berlanjut di Eropa, kami memperkirakan akan melihat lebih banyak kematian,” kata Catherine Smallwood, Pejabat Darurat Senior di WHO Eropa, dalam sebuah pernyataan, Sabtu (30/7/2022).
Smallwood menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah memutus penularan dengan cepat di Eropa dan menghentikan wabah ini. Namun, Smallwood menekankan bahwa dalam banyak kasus penyakit itu sembuh sendiri tanpa perlu pengobatan.

“Pemberitahuan kematian akibat cacar monyet tidak mengubah penilaian kami tentang wabah di Eropa. Kami tahu bahwa meskipun sembuh sendiri dalam banyak kasus, cacar monyet dapat menyebabkan komplikasi parah,” kata Smallwood dilaporkan AFP.
Kementerian Kesehatan Spanyol mencatat kematian kedua terkait cacar monyet, Sabtu silam, sehari setelah Spanyol dan Brazil melaporkan kematian pertamanya.
Pengumuman tersebut menandai apa yang dianggap sebagai kematian pertama yang terkait dengan wabah saat ini di luar Afrika.
Pihak berwenang Spanyol tidak akan memberikan penyebab spesifik kematian korban sambil menunggu hasil otopsi, sementara pihak berwenang Brazil menggarisbawahi bahwa pria yang meninggal memiliki kondisi serius lainnya.
“Alasan biasa pasien mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit termasuk bantuan dalam mengelola rasa sakit, infeksi sekunder, dan dalam sejumlah kecil kasus kebutuhan untuk mengelola komplikasi yang mengancam jiwa seperti ensefalitis,” jelas Smallwood.
Menurut WHO, lebih dari 18.000 kasus telah terdeteksi di seluruh dunia di luar Afrika sejak awal Mei, dengan mayoritas kejadian di Eropa.
WHO pekan lalu menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Ketika kasus melonjak secara global, WHO meminta kelompok yang saat ini paling terpengaruh oleh virus — pria yang berhubungan seks dengan pria — untuk membatasi pasangan seksualnya.
Tanda-tanda awal penyakit monkeypox termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam seperti cacar air.
Penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya setelah dua hingga tiga minggu, terkadang membutuhkan waktu satu bulan.
Sebuah vaksin cacar dari farmasi Denmark Bavarian Nordic, dipasarkan dengan nama Jynneos di Amerika Serikat dan Imvanex di Eropa, ditemukan dapat memberikan perlindungan terhadap monkeypox. (BS)