Berandasehat.id – Memiliki teman yang sedang berduka karena kehilangan dalam hidup mungkin bukan hal mudah. Jangan sampai salah menyampaikan ucapan duka. Dengan kata lain, jangan sampai ucapan duka itu dianggap tidak ada empati kepada yang sedang tertimpa kemalangan. Misalnya, pada orang yang keguguran dalam waktu kurang dari setahun padahal sangat mendambakan anak. “Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan,” demikian mungkin ada yang mengatakan dengan tujuan menenangkan.
Namun hal itu mungkin malah tidak diterima dengan baik, karena dianggap tidak sensitif. Alih-alih mengakui kesedihan orang yang tertimpa kemalangan, komentar semacam itu malah seperti mengabaikan perasaannya.
“Anda mungkin pernah berada di kedua sisi dinamika ini. Saat menghadapi kesedihan orang lain, Anda ingin menghibur tetapi khawatir akan mengatakan hal yang salah dan secara tidak sengaja memperburuknya,” ujar psikolog klinis Seth J. Gillihan dalam tulisannya di laman WebMD.

Sebagai psikolog klinis, Gillihan kerap mendengar komentar yang kurang membantu yang dihadapi kliennya sebagai tanggapan atas kesedihan mereka. Contoh komentar yang dilontarkan saat seorang teman/kerabat mengalami kesedihan namun dianggap kurang elok meskipun diniatkan sebagai dukungan, antara lain:
“Mereka berada di tempat yang lebih baik”
“Setidaknya mereka tidak menderita lagi”
“Waktu akan menyembuhkan ini”
“Percayalah, semua ini akan berlalu”
“Anda beruntung memiliki waktu cukup lama bersamanya”
“Segala hal terjadi untuk suatu alasan”
“Mereka sudah kembali bersama sekarang “(ucapan terhadap orang tua seseorang yang meninggal berdekatan pada waktunya)
“Kematian orang tua kamu adalah berkah tersembunyi karena tak perlu melihat mereka menjadi tua dan lemah”
Tema umum di sebagian besar pernyataan ini adalah upaya untuk memberi tahu orang yang tertimpa kemalangan bahwa bahwa itu tidak seburuk yang mereka pikirkan. Dan sementara komentar itu dimaksudkan untuk menghibur, namun hal itu tidak pada tempatnya. Seolah-olah orang tersebut seharusnya tidak merasakan apa yang mereka rasakan.
“Masalahnya, banyak dari pernyataan ini mungkin benar. Orang tersebut mungkin tidak lagi merasakan sakit. Seiring waktu, rasa sakit karena kesedihan dapat mereda. Tetapi ketika kita menghadapi kehilangan, kita tidak meminta orang untuk memberi tahu kita sesuatu yang benar tentang hidup,” ujar Gillihan.
Jadi apa yang membantu? Untungnya, ini sangat sederhana. Gillihan berbagi tips cara kita menyampaikan empati kepada teman/kerabat yang tengah berduka:
1. Hadir
Yang terpenting adalah hadir. Kehadiran kita yang berkelanjutan mungkin sangat dihargai setelah periode kehilangan dan kesedihan yang akut, setelah beberapa waktu berlalu, ketika kebanyakan orang telah kembali menjalani hidup seperti biasa tetapi rasa sakit tetap ada bagi orang yang berduka.
2. Ekspresikan kepedulian dan perhatian
Anda dapat menggunakan kata-kata apa pun yang terasa alami, dan tidak harus mengikuti frasa yang ditentukan. Beri tahu orang yang tengah berduka bahwa Anda bersamanya dan peduli padanya.
3. Akui dan validasi perasaan mereka
Lebih dari segalanya, kita membutuhkan ruang untuk merasakan apa yang kita rasakan saat berduka. Respons apa pun yang mencoba menunjukkan hikmahnya cenderung terasa seperti penolakan terhadap perasaan orang tersebut, seolah-olah menyampaikan pesan bahwa berduka itu hal yang salah. Cara lebih baik adalah usahakan untuk memvalidasi pengalaman mereka bahkan meskipun Anda tahu bahwa perspektif mereka akan berubah seiring waktu. Perjalanan waktu memiliki kekuatan yang tidak dimiliki kata-kata.
4. Sadarilah perasaan tentang kehilangan
Sebagian besar dari kita memiliki perasaan sendiri tentang kematian dan bentuk kehilangan lainnya, dan jika kita tidak menyadarinya, perasaan itu dapat mewarnai interaksi kita dengan orang yang berduka dengan cara yang tidak membantu.
5. Mendengarkan
Tawarkan ‘telinga’ yang siap mendengarkan apabila teman yang kehilangan ingin berbicara. Dalam posisi ini, Anda mungkin tidak perlu banyak bicara, dan tentu tidak diharapkan untuk ‘menyelesaikan’ kesedihan mereka. Hanya memiliki seseorang yang dapat diandalkan meluapkan kesedihan dan perasaan dapat menjadi bagian penyembuhan yang tak ternilai. Tak perlu berkata-kata, bahkan duduk diam akan cukup membantu.
Kita tidak pernah tahu perbedaan yang mungkin kita buat dalam kehidupan seseorang dengan bertemu mereka saat mereka berada dalam kesedihan. Berada di sisi mereka saat kondisi berduka menjadi momen yang akan selalu diingat sepanjang masa, bahkan berpuluh tahun kemudian. “Hadirlah bersamanya. Fokuslah pada kehadiran daripada kesempurnaan,” tandas Gillihan.(BS)