Berandasehat.id – Stunting adalah masalah yang kompleks di Indonesia, bukan hanya tentang isu nutrisi dan makanan, namun juga ada aspek psikologis, ekonomi, budaya dan stabilitas. Karenanya, masalah stunting harus menjadi perhatian bersama. 

“Indonesia seharusnya tidak pantas menjadi negara dengan angka stunting yang tinggi, karena variasi makanan tradisional Indonesia luar biasa besar dan beragam, di mana pangan lokal dapat memenuhi hampir 60 persen protein,” ujar Dewan Pakar Indonesian Gastronomy Community (IGC) Hindah Muaris dalam temu media di Jakarta, baru-baru ini.

Salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada yang lebih praktis. “Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting,” imbuh Hindah

Hal itu dapat dilakukan dengan pendekatan gastronomi yang cerdas, dalam hal ini kaum muda dapat membantu akselerasi pencegahan stunting sejak dini. “Caranya dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, berprotein tinggi . Misalnya bubur kacang hijau dan telur rebus, juga ada bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan punya nilai gizi tinggi seperti umbi-umbian, jagung dan kacang-kacangan, serta memenuhi kecukupan minum air putih,” terang Hindah.

Dia menambahkan, menu sehat untuk anak juga dapat disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Potensi pangan Indonesia yang melimpah berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak.

Ilustrasi stunting (dok. istimewa)

Stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia. Meskipun angka prevalensi stunting di Indonesia telah menurun menjadi 24,4 persen pada tahun 2021, namun angka tersebut masih tinggi dibanding standar WHO bahwa angka stunting tidak melebihi 20 persen. Indonesia bahkan memiliki target menurunkan angka stunting ke posisi 14 persen pada 2024.

Deklarasi Indonesian Gastronomy Community (IGC)

Berangkat dari hal tersebut, Indonesian Gastronomy Community (IGC) mendeklarasikan konsensus dari para ahli di multi-bidang yaitu bidang pangan, budaya, sosio-antropologi, dan kesehatan tentang peran nutrisi dan hidrasi melalui makanan tradisional untuk pencegahan stunting.

Hasil konsensus akan diserahkan kepada pemangku kebijakan sebagai bentuk tindak lanjut komitmen dan dukungan IGC serta Danone Indonesia terhadap pencegahan stunting di Indonesia. Inisiatif ini juga akan menjadi sebuah gerakan atau program kerja untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan pangan lokal di berbagai wilayah di Indonesia.

Ketua Umum IGC, Ria Musiawan, mengatakan sebagai komunitas yang memiliki misi sebagai pelestari makanan dan minuman Indonesia untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat dan bangsa Indonesia, serta bentuk komitmen dan dukungan IGC terhadap usaha penanggulangan stunting di Indonesia maka disusunlah konsensus dari para ahli. 

“Kami memfasilitasi konsensus ahli melalui pendekatan gastronomi untuk menghasilkan suatu sikap dan kebijakan bersama dalam penanganan stunting,” ujar Ria.

Hal senada disampaikan Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Basrowi, MKK. “Masalah gizi kronis menjadi isu prioritas negara, karena mengancam generasi masa depan Indonesia,” ujarnya.

Untuk itu, upaya peningkatan status gizi masyarakat menjadi prioritas pembangunan, dengan sasaran utama menurunkan angka stunting. “Sebagai perusahaan makanan dan minuman, Danone Indonesia telah aktif berkontribusi mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting,” imbuh Ray. 

IGC merupakan komunitas nirlaba, wadah berkumpul dan berkarya untuk memajukan Indonesia melalui kecintaan terhadap makanan dan minuman beserta nilai kebudayaannya. 

Lembaga ini bermaksud memberikan kontribusi nyata melalui pemberdayaan, penguatan, dan peningkatan nilai tambah serta daya saing makanan dan minuman Indonesia di kancah nasional maupun internasional.

Ada delapan ahli yang berperan dalam menyusun konsensus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional untuk penanganan stunting yaitu Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum, Dokter Gizi dan juga President of Indonesian Nutrition Association Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, Chef Stefu Santoso, Dewan Pakar IGC Hindah Muaris, Legislatif (DPR) Komisi 9 Abidin Fikri, Perwakilan GAPPMI selaku Pelaku Industri Patricia Tobing, Pakar Sosio-Antropologi dan Psikologi Komunitas Dr. Endang Mariani Rahayu, M.Psi, serta pengamat media dari Kompas Gramedia Group Ninuk M Pambudy. (BS)

Advertisement