Berandasehat.id – Kementerian Kesehatan RI bersama Badan POM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ahli farmakologi dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut misterius yang telah menewaskan ratusan anak di sejumlah wilayah Tanah Air.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh anak-anak itu, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gagal ginjal akut.
“Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya,” ujar juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril dikutip dari laman resmi Kemenkes.
Guna meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Dalam keterangannya, Syahril menyebut Kemenkes telah meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” ujarnya. “Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya,” katanya.
Syahril menambahkan, orang tua yang memiliki anak balita perlu meningkatkan kewaspadaan terkait gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, pihak keluarga pasien diminta membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.
Juru bicara Kemenkes menyampaikan, sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas gagal ginjal akut, Kemenkes melalui RSCM telah membeli antidot yang didatangkan langsung dari luar negeri. (BS)