Berandasehat.id – Penuaan adalah bagian yang tak terhindarkan dari siklus kehidupan. Mau tidak mau proses penuaan akan mempengaruhi fungsi tubuh, termasuk mata – sehingga mengakibatkan penyakit makula. 

Disampaikan dr. Ferdiriva Hamzah, SpM(K), Dokter Subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals & Clinics, selain penuaan, beberapa faktor risiko juga turut memperbesar peluang seseorang menderita gangguan pada makula. “Faktor risiko itu di antaranya memiliki minus tinggi, kebiasaan merokok, menderita hipertensi, stres fisik/psikis secara terus menerus, menggunakan obat-obat tertentu (seperti steroid, chloroquin, dll), mengalami cedera mata, menyandang penyakit infeksi (seperti TB dan toksoplasma), terkena paparan sinar matahari berlebih,” ujar Ferdiriva dalam temu media menandai peluncuran JEC Macula Center, baru-baru ini.

Mungkin banyak yang sudah tahu bahwa gangguan pada makula – bagian organ mata di belakang retina – dapat mempengaruhi tajam penglihatan. Makula memiliki tugas penting dalam penglihatan sentral, penglihatan warna, serta penglihatan detail. 

Gangguan pada makula memang dapat menimbulkan penurunan tajam penglihatan dan menyebabkan penderitanya kesulitan melihat objek secara detail, termasuk ketidakmampuan mengenali wajah seseorang atau tulisan.  Yang mencemaskan, kerusakan pada makula bisa menyebabkan terjadinya kebutaan.

Degenerasi makula terkait usia (AMD) merupakan salah satu gangguan makula yang dikenal. Namun gangguan pada makula juga bisa mencakup sumbatan pembuluh darah retina, bengkak makula pada penderita diabetes, ablasio retina, peradangan mata, lubang di makula dan sebagainya.

Ferdiriva menambahkan, sebagian besar faktor risiko tersebut dapat dicegah atau dikontrol. “Artinya ‘pemeriksaan rutin’ menjadi kunci untuk menghindari risiko berbagai penyakit mata, termasuk kelainan makula. Apabila kondisi penyakit makula terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memburuk dan menyebabkan kebutaan permanen,” ujarnya.

Mewaspadai Stroke Mata

Di kesempatan sama, Ferdiriva mengatakan gangguan mata yang juga bisa terjadi adalah stroke. Tidak hanya terjadi pada otak,, stroke juga bisa terjadi pada mata. Stroke mata dalam istilah medis dikenal sebagai oklusi arteri retina,

Penyebab stroke mata sama seperti stroke otak yaitu adanya penyumbatan di pembuluh darah, tapi pembuluh darah di mata yang bisa merusak makula.  Dalam hal ini, stroke mata terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah retina baik yang di arteri maupun vena sehingga pasokan darah dari jantung ke mata atau sebaliknya berkurang.

Sama seperti stroke pada otak, stroke mata disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat, seperti sudah memiliki gula darah tinggi, hipertensi (tekanan darah tinggi) hingga kadar kolesterol tinggi yang tidak terkontrol.

Ferdiriva menjelaskan, pada vena retina, sumbatan bisa di dua tempat, di cabang dan pusat vena. Pasien stroke mata vena retina dianjurkan menjalani pengobatan dengan injeksi (suntik) pada bola mata guna mencegah keparahan penyakit.

Subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals & Clinics itu menuturkan, bila arteri vena mata pecah, penderita harus waspada – khususnya jika penglihatan buram mendadak. Gejalanya, penderita mendadak kehilangan penglihatan dan pandangan mata gelap. Sayangnya jika sudah seperti itu pengobatan apa pun tidak akan mempan. Dengan kata lain, penglihatan yang sudah rusak tidak bisa pulih.

Stroke mata bisa fatal bila terjadi di arteri vena, sebab butuh penanganan segera dalam waktu 24 jam. Lewat dari waktu itu, banyak jaringan yang rusak, karena tidak mendapatkan oksigen,.

Bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan pembuluh lainnya, lalu mendadak penglihatan gelap, Ferdiriva menyarankan harus selekasnya menemui dokter mata. “Jangan pernah menunda. Kemungkinan itu tanda-tanda stroke mata, karena mata tidak dapat aliran darah,” pungkasnya.

Advertisement