Berandasehat.id – Tak jarang kita sulit untuk menahan diri dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis, khususnya di musim perayaan, misalnya menjelang pergantian tahun atau hari raya. Gula memang manis, namun jika dikonsumsi berlebihan bisa menuai bencana.

Gula merupakan karbohidrat sederhana yang dapat diubah menjadi sumber energi bagi tubuh. Dalam hal ini, gula dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu gula alami/intrinsik dan gula tambahan. “Gula alami dapat diperoleh dari makanan dan minuman yang secara alami sudah mengandung gula, misalnya

susu dan buah-buahan. Sementara gula tambahan biasanya didapatkan dari makanan dan minuman yang dalam proses pengolahannya ditambahkan gula,” ujar dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Tidak sulit untuk menemukan makanan dan minuman dengan gula tambahan ini, mulai dari permen, kue, biskuit, susu dengan berbagai rasa, hingga makanan dan minuman kemasan.

Mengapa orang suka makan makanan manis? “Mengonsumsi makanan atau minuman manis dipercaya dapat membuat perasaan menjadi lebih baik. Saat mengonsumsi gula, otak akan melepaskan serotonin dan dopamin yang merupakan neurotransmitter yang berperan dalam brain reward system sehingga suasana hati menjadi bahagia dan mood menjadi lebih baik,” ujar Juwalita. 

Sayangnya, selain memberikan perasaan bahagia, gula juga berpotensi menyebabkan kecanduan. Ketika perasaan bahagia mereda atau hilang, otak cenderung menginginkan perasaan itu kembali. Karenanya, ketika kadar glukosa mencapai tingkat yang rendah, ada keinginan untuk kembali mengonsumsi (craving) makanan atau minuman manis. Hal ini yang memberikan dampak kecanduan gula pada seseorang.

Ilustrasi gula

Konsumsi Gula Berlebih dan Risikonya

Juwalita menekankan, gula yang dikonsumsi secara tidak terukur dapat membahayakan kesehatan. “Selain memberikan efek kecanduan, konsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan sejumlah penyakit, antara lain karies gig, kegemukan, perlemakan hati, hingga diabetes melitus,” terangnya.

Dokter spesialis gizi klinik dari RSPI Pondok Indah menerangkan, penyakit paling ringan yang mungkin terjadi akibat konsumsi gula berlebih adalah munculnya karies gigi. Bakteri di dalam mulut akan mengubah kandungan gula dari makanan atau minuman yang dikonsumsi menjadi asam. “Apabila tidak rajin menyikat gigi, timbunan asam tersebut dapat menjadi sarang berkembangnya kuman dan berubah menjadi karies gigi yang menyebabkan gigi berlubang,” ujar Juwalita.

Kegemukan merupakan dampak negatif lain dari asupan gula berlebih. Konsumsi gula tambahan yang tinggi akan menyebabkan asupan energi menjadi berlebih sehingga meningkatkan risiko mengalami penambahan berat badan hingga obesitas.

Selain itu, mungkin yang tidak banyak diketahui adalah asupan gula yang tidak terkontrol bisa memicu perlemakan hati. “Perlemakan hati disebabkan oleh asupan gula tambahan jenis fruktosa yang berlebih. Ketika kelebihan asupan fruktosa, maka hati akan mengubahnya menjadi lemak. Lemak tersebut akan membebani hati dan menyebabkan perlemakan hati,” urai Juwalita.

Sedangkan dampak negatif akibat asupan gula berlebih yang dikenal banyak orang adalah diabetes melitus. Alasannya, konsumsi gula tambahan juga dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Untuk diketahui, insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur kadar gula darah. “Resistensi insulin ini akan menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat yang akhirnya memicu timbulnya diabetes melitus,” ujar Juwalita. 

Yang perlu dicatat, sebut Juwalita, diabetes dapat menyebabkan komplikasi lainnya seperti penyakit pembuluh darah di jantung dan perifer.

Aturan Konsumsi Gula bagi Penyandang Diabetes

Melihat risikonya yang berbahaya bagi kesehatan, konsumsi gula harian harus dibatasi jumlahnya. “Jenis gula yang perlu diwaspadai konsumsinya adalah gula tambahan. Gula alami atau intrinsik masih relatif lebih baik dan lebih aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.

Ketika mengonsumsi gula dalam bentuk buah utuh, maka yang dikonsumsi bukan hanya gula, tetapi juga serat, vitamin, dan antioksidan yang memberikan manfaat bagi tubuh.

Batasan konsumsi gula seseorang dalam sehari menurut rekomendasi Kementerian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 adalah 10 persen dari total energi yang dibutuhkan atau 200 kilokalori per hari. Ini artinya konsumsi gula seseorang dalam sehari maksimal 50 gram per hari atau setara 4 sendok makan. Sementara batasan konsumsi gula untuk anak-anak adalah sekitar 25 gram per hari atau setara 2 sendok makan. 

Juwalita mengingatkan, batasan ini adalah standar bagi orang dewasa atau anak-anak yang memiliki kadar gula darah yang normal.

Dia menambahkan, batasan konsumsi gula akan berbeda dengan penyandang diabetes. Orang dewasa yang menyandang diabetes disarankan untuk membatasi konsumsi gula hingga 25 gram per hari atau setara 2 sendok makan. 

Selain itu, penyandang diabetes juga sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsi buah-buahan yang mengandung lebih tinggi kadar gula seperti anggur, ceri, semangka, mangga, dan pisang. (BS)

Advertisement