Berandasehat.id – Kebanyakan orang mungkin mengaitkan tuberkulosis dengan loteng yang bocor di Paris abad ke-19. Namun sebenarnya, tuberkulosis bukanlah sejarah kuno. Diperkirakan 2 miliar orang di seluruh dunia menderita penyakit tuberkulosis (TB/TBC) saat ini. Dan setiap tahun, lebih dari 1,5 juta orang meninggal karenanya, terutama di belahan bumi selatan di negara-negara seperti Afrika Selatan, Namibia, dan Mozambik.

Tetapi vitamin D dapat membantu sistem kekebalan melawan tuberkulosis, demikian simpulan sebuah studi baru yang baru-baru ini diterbitkan di Frontiers in Immunology.

Berkat seorang pasien ‘langka’ para peneliti berhasil membuktikan bahwa vitamin D, atau yang kerap disebut vitamin matahari, dapat membantu tubuh melawan tuberkulosis.

“Untuk pertama kalinya, kami telah menunjukkan bahwa vitamin D meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk melawan bakteri tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis (Mtb),” kata Associate Professor Martin Kongsbak-Wismann dari LEO Foundation Skin Immunology Research Center di University of Copenhagen.

Pasien khusus itu, memungkinkan para peneliti untuk membuktikan hubungannya. Pasien ini dilahirkan dengan mutasi yang membuat tubuhnya tidak mampu merespons vitamin D. Mutasi tersebut terlihat pada sangat sedikit orang, dan hanya sekitar 200 kejadian mutasi yang telah dilaporkan secara global.

“Kami telah membandingkan sel dari pasien wanita dengan sel dari pasien yang mampu menyerap vitamin D, dan ini mengungkapkan perbedaan antara keduanya. Lebih mudah bagi sel kekebalan pasien yang mampu menyerap vitamin D untuk melawan TBC. Pada pasien wanita langka ini vitamin D tidak melakukan apa-apa; tubuhnya tidak meresponnya,” kata Martin Kongsbak-Wismann.

Saat ini, tuberkulosis diobati dengan antibiotik, tetapi di masa lalu, banyak pasien tuberkulosis dirawat di sanatorium dan disuruh berjemur. Ini menyebabkan kadar vitamin D mereka meningkat. Oleh karena itu, para peneliti telah lama menduga bahwa vitamin D dapat membantu melawan tuberkulosis, namun mereka belum memiliki bukti langsung hingga saat ini.

Manfaat Vitamin D untuk Orang Terinfeksi

Martin Kongsbak-Wismann berharap penelitian ini dapat membangkitkan perhatian pada fakta bahwa pengobatan vitamin D adalah alat yang berguna untuk mencegah dan mengobati tuberkulosis.

“Ini mungkin ide yang baik untuk memberikan vitamin D kepada orang yang sangat terpapar infeksi tuberkulosis, misalnya populasi negara-negara Afrika tertentu. Meskipun kita masih belum tahu bagaimana perbedaan kadar vitamin D mempengaruhi risiko infeksi dan tingkat keparahan penyakit, setidaknya (vitamin itu) tidak menimbulkan efek samping yang negatif,” ujarnya.

Namun, seseorang masih bisa terkena tuberkulosis meski mengonsumsi suplemen vitamin D.

“Anda perlu melihatnya seperti ini: Jika Anda terkena infeksi, sistem kekebalan akan mencoba melawan Mtb. Dan vitamin D akan memperkuat bagian sistem kekebalan. Tetapi jika Anda telah menghirup banyak partikel Mtb atau lainnya bagian dari sistem kekebalan itu tidak berfungsi dengan baik, Anda mungkin masih mengembangkan tuberkulosis, meskipun tingkat vitamin D dalam tubuh normal. Jadi ini bukan ‘obat ajaib’, tetapi pasti membantu,” simpul Martin Kongsbak-Wismann.

Mekanisme Vitamin D Bantu Sistem Kekebalan

Lebih khusus lagi, penelitian menunjukkan bahwa pasien wanita langka itu  menghasilkan sangat sedikit cathelicidin, yang merupakan racun alami yang ditemukan dalam sel kekebalan par yang dibutuhkan untuk melawan tuberkulosis. Pada kebanyakan orang yang terinfeksi tuberkulosis, bakteri tuberkulosis menyerang sel kekebalan paru.

Sel-sel kekebalan melawan bakteri dengan memakannya. Tetapi bakteri tuberkulosis telah mengembangkan berbagai mekanisme mengelak yang mengurangi kemampuan sel kekebalan untuk mencerna dan dengan demikian membunuh Mtb.

“Kita dapat mengatakan bahwa bakteri tuberkulosis telah mengembangkan cara untuk ‘menidurkan’ sel kekebalan. Hal ini memungkinkan penyakit bersembunyi di dalam sel kekebalan, membuatnya tidak terlihat oleh bagian lain dari sistem kekebalan,” jelas Martin Kongsbak-Wismann.

Di sinilah vitamin D berperan. Karena vitamin D mampu menangkal efek ‘mengantuk’ dari bakteri tuberkulosis dengan cara membuat sel imun memproduksi lebih banyak toksin cathelicidin.

“Cathelicidin seperti jarum mikroskopis yang mampu menembus bakteri tuberkulosis. Dan ketika terjadi, itu melemahkan efek penidur bakteri pada sel kekebalan. Ini mengembalikan kemampuan sel kekebalan untuk membunuh bakteri tuberkulosis,” kata Martin Kongsbak-Wismann .

“Kami kagum dengan efek vitamin D. Dalam sel kekebalan dari subjek kontrol yang sehat, vitamin D meningkatkan kemampuan sel untuk melawan Mtb, sedangkan pada sel kekebalan pasien wanita dalam subjek studi, kami tidak melihat respons terhadap vitamin D. Ini menunjukkan bahwa vitamin D adalah kunci kemampuan sistem kekebalan untuk melawan Mtb dan mencegah tuberkulosis,” pungkas Martin Kongsbak-Wismann. (BS)

Advertisement