Berandasehat.id – Pekerjaan tertentu dikaitkan dengan risiko keguguran dan kelahiran mati yang lebih tinggi pada wanita Korea. Hal itu berdasar Informasi tahun 2019 terkait lebih dari 1,8 juta wanita hamil yang bekerja dan tidak bekerja di Korea Selatan.

Untuk studi yang diterbitkan di Journal of Occupational Health, peneliti menghitung risiko untuk tiga hasil yang merugikan: Hasil abortif dini (keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan molar), lahir mati, dan tidak ada kelahiran hidup (kehamilan tanpa catatan kelahiran hidup). 

Secara keseluruhan, kehamilan berakhir dengan hasil abortus dini sebanyak 18%,  lahir mati 0,7%,, dan tidak ada kelahiran hidup 39,8%. Risiko hasil abortus dini dan lahir mati lebih tinggi pada wanita yang tidak bekerja daripada wanita yang bekerja, sementara tidak ada kelahiran hidup lebih sering terjadi pada wanita yang bekerja.

Wanita di industri kesehatan dan pekerjaan sosial memiliki risiko tertinggi tidak melahirkan bayi dalam kondisi hidup. Risiko yang lebih tinggi dari tidak ada kelahiran hidup juga diamati pada manufaktur, perdagangan grosir/eceran, pendidikan, dan pekerjaan layanan publik/sosial/pribadi. Pekerjaan manufaktur dan pekerjaan kesehatan/sosial dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari hasil abortus dini dibandingkan dengan pekerjaan keuangan dan asuransi.

“Kabar baiknya adalah Kementerian Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja Korea Selatan sekarang merevisi Undang-Undang Asuransi Kompensasi Kecelakaan Industri untuk mencakup semua hasil abortus pada pekerja wanita hamil. Studi kami berkontribusi pada amandemen Undang-Undang ini, karena kami mempresentasikan dampaknya lingkungan kerja pada hasil kehamilan yang merugikan,” kata penulis koresponden Jung-won Yoon, MD, dari National Medical Center di Seoul dilaporkan MedicalXpress. (BS)

Advertisement