Berandasehat.id – Selain teh, kopi merupakan salah satu minuman paling populer sedunia. Kopi pernah memiliki reputasi buruk bagi kesehatan. Namun, semakin banyak bukti bahwa kopi dapat melindungi dari jenis kanker tertentu, penyakit hati, dan bahkan depresi.
Ada juga penelitian menarik yang menunjukkan bahwa meningkatkan asupan kopi sebenarnya dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2. Ini adalah kabar baik bagi peminum kopi, mengingat sebagian orang merasa ‘oleng’ saat belum menyesap secangkir kopi.
Namun demikian, bagi mereka yang sudah mengidap diabetes tipe 2, kopi bisa jadi menimbulkan efek buruk. Manfaat kesehatan kopi untuk diabetes berbeda dari kasus ke kasus.
Para peneliti di Harvard melacak lebih dari 100.000 orang selama sekitar 20 tahun. Mereka berkonsentrasi pada periode empat tahun, dan kesimpulan mereka kemudian dipublikasikan dalam studi tahun 2014. Tim peneliti menemukan bahwa orang yang meningkatkan asupan kopi lebih dari satu cangkir per hari memiliki risiko 11 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2.
Namun, orang yang mengurangi asupan kopi sebanyak satu cangkir per hari mengalami kenaikan risiko terkena diabetes sebesar 17 persen. Tidak ada perbedaan pada mereka yang minum teh.
Tidak jelas mengapa kopi berdampak besar pada perkembangan diabetes. Apakah itu karena kafein? Itu mungkin tidak bertanggung jawab atas manfaat baik pada kopi. Faktanya, kafein telah terbukti dalam jangka pendek meningkatkan kadar glukosa dan insulin.
Dalam satu penelitian kecil yang melibatkan pria, kopi tanpa kafein bahkan menunjukkan peningkatan gula darah yang akut. Saat ini ada penelitian terbatas dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai efek kafein dan diabetes.

Rsiko Minum Kopi untuk Penderita Diabetes
Meskipun kopi dapat bermanfaat untuk melindungi orang dari diabetes, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi hitam dapat menimbulkan bahaya bagi orang yang sudah menderita diabetes tipe 2. Satu studi tahun 2004 menunjukkan bahwa mengonsumsi kapsul kafein sebelum makan menghasilkan glukosa darah pasca makan yang lebih tinggi pada penderita diabetes tipe 2. Ini juga menunjukkan peningkatan resistensi insulin.
Menurut sebuah studi tahun 2018, mungkin ada pendukung genetik yang terlibat. Gen mungkin berperan dalam metabolisme kafein dan bagaimana pengaruhnya terhadap gula darah. Dalam penelitian ini, orang yang memetabolisme kafein lebih lambat menunjukkan kadar gula darah yang lebih tinggi daripada mereka yang memetabolisme kafein lebih cepat secara genetik.
Tentu saja, ada lebih banyak kandungan dalam kopi selain kafein. Hal-hal lain ini mungkin yang bertanggung jawab atas efek perlindungan yang terlihat dalam studi tahun 2014. Minum kopi berkafein dalam jangka waktu lama juga dapat mengubah efeknya pada sensitivitas glukosa dan insulin. Toleransi dari konsumsi jangka panjang mungkin yang menyebabkan efek perlindungan.
Studi yang lebih baru dari tahun 2018 menunjukkan bahwa efek jangka panjang kopi dan kafein dapat dikaitkan dengan penurunan risiko pradiabetes dan diabetes.
Studi lain pada tahun 2004 melihat efek ‘kisaran menengah’ pada orang tanpa diabetes yang telah minum 1 liter kopi saring kertas biasa sehari, atau yang telah abstain. Pada akhir studi empat minggu, mereka yang mengonsumsi lebih banyak kopi memiliki jumlah insulin yang lebih tinggi dalam darahnya. Ini terjadi bahkan saat puasa.
Pada penyandang diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengelola gula darah. Efek ‘toleransi’ yang terlihat pada konsumsi kopi jangka panjang membutuhkan waktu lebih lama dari empat minggu untuk berkembang.
Perlu diingat, tidak ada makanan atau suplemen yang menawarkan perlindungan total terhadap diabetes tipe 2. Bagi yang berada pada kondisi pradiabetes atau berisiko terkena diabetes, menurunkan berat badan, berolahraga, dan mengonsumsi makanan seimbang dan padat nutrisi adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko tersebut.
Minum kopi untuk mencegah diabetes tidak akan menjamin hasil yang baik. Tapi kalau sudah telanjur minum kopi, mungkin tidak ada salahnya. Coba kurangi jumlah gula atau lemak yang dikonsumsi bersama kopi. Selain itu, bicarakan dengan dokter tentang pilihan diet, olahraga, dan efek yang mungkin ditimbulkan oleh minum kopi, demikian dirangkum dari laman Healthline. (BS)