Berandasehat.id – Gula memang manis, namun dalam jangka panjang – apalagi jika kelebihan konsumsi – bisa mendatangkan kepahitan dalam hidup karena mengundang beragam penyakit yang mengganggu kesehatan. Seperti kebanyakan orang, kita mungkin makan dan minum lebih banyak gula daripada yang kita sadari. Itu karena gula ditambahkan ke begitu banyak makanan dan minuman.
Padahal, menambahkan gula (kerap disebut gula tambahan) menyumbang kalori tetapi bukan nutrisi. Beberapa bukti mengaitkan gula dengan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, tetapi hubungannya tidak sepenuhnya jelas.
Fakta tentang Gula
Semua gula, baik alami maupun olahan, adalah jenis karbohidrat sederhana yang digunakan tubuh untuk energi. Buah-buahan, sayuran, dan makanan olahan susu secara alami mengandung gula. Sedangkan gula tambahan adalah gula dan sirup yang ditambahkan ke makanan selama pemrosesan. Soda, makanan penutup, dan minuman berenergi dan olahraga adalah sumber utama gula tambahan bagi kebanyakan orang. Tapi itu, bukan satu-satunya makanan dengan gula tambahan.
Mengapa gula ditambahkan ke begitu banyak makanan? Menambahkan gula ke makanan olahan membuatnya lebih menarik.
Selain itu, gula juga ditambahkan ke makanan dengan berbagai alasan, di antaranya:
1. Memberi rasa, tekstur, dan warna makanan yang dipanggang.
2. Membantu mengawetkan makanan, seperti selai dan jeli.
3. Fermentasi bahan bakar, yang memungkinkan roti mengembang.
4. Berfungsi sebagai agen penggembur dalam makanan yang dipanggang dan es krim.
5. Menyeimbangkan keasaman makanan yang mengandung cuka dan tomat.

Alasan Gula Tambahan Menjadi Masalah
Makanan dengan gula tambahan menyumbang kalori ekstra untuk diet kita, sayangnya hanya memberikan sedikit nilai gizi. Mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan gula tambahan dapat menyebabkan potensi masalah kesehatan, seperti:
- Gizi buruk
Memilih makanan sarat gula daripada makanan yang lebih bergizi, maka kita berpotens kehilangan nutrisi, vitamin, dan mineral penting.
- Kenaikan berat badan
Tidak ada penyebab tunggal untuk kelebihan berat badan atau obesitas. Tetapi menambahkan gula mungkin berkontribusi pada masalah ini. Sangat mudah untuk mendapatkan kalori ekstra saat mengonsumsi makanan yang dimaniskan dengan gula.
- Kenaikan trigliserida
Trigliserida adalah sejenis lemak dalam aliran darah dan jaringan lemak. Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Kerusakan gigi
Gula mendorong kerusakan gigi dengan membiarkan bakteri berkembang biak dan tumbuh. Semakin sering kita makan atau minum makanan dengan gula alami atau gula tambahan, semakin besar kemungkinan mengalami gigi berlubang.
Rekomendasi Konsumsi Gula Tambahan
Pedoman Diet untuk orang Amerika merekomendasikan agar orang dewasa membatasi gula tambahan hingga kurang dari 10% kalori harian. Untuk diet 2.000 kalori, itu berarti tidak lebih dari 200 kalori sehari harus berasal dari gula tambahan itu (setara 12 sendok teh atau 48 gram).
Sedangkan Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menyarankan batas yang lebih ketat untuk gula tambahan, yakni tidak lebih dari 100 kalori dari gula tambahan per hari untuk kebanyakan wanita dan tidak lebih dari 150 kalori dari tambahan gula per hari untuk kebanyakan pria. Itu setara 6 sendok teh (24 gram) gula untuk wanita dan 9 sendok teh (36 gram) gula untuk pria.
Sebagai perbandingan, 1 sendok teh (4 gram) gula mengandung sekitar 16 kalori. Sekaleng soda biasa 12 ons mengandung sekitar 150 kalori – sekitar 10 sendok teh (40 gram) gula, demikian dirangkum dari Mayoclinic.org. (BS)