Berandasehat.id – Stunting – dalam bahasa Indonesia disebut tengkes – merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk atau infeksi berulang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan anak-anak tengkes jika rasio tinggi-untuk-usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median standar pertumbuhan anak.

Indonesia memiliki pekerjaan rumah besar dalam upaya menanggulangi tengkes ini. Pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi tengkes menjadi 14% dari 21,6% pada 2022 – angka itu masih belum memenuhi standar WHO terkait angka tengkes maksimal 20% di suatu negara.

Rumah sakit memiliki peran penting dalam mempercepat penurunan angka prevalensi tengkes. Sejalan dengan hal tersebut, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional DR. Cipto Mangunkusumo berbagai upaya yang dilakukan untuk mendukung turunnya angka tengkes di Indonesia.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional DR. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp.JP(K), MARS., FIHA mengatakan, sebagai rumah sakit umum nasional, RS DR. Cipto Mangunkusumo memiliki program yang jelas dan terpadu untuk mengatasi masalah tengkes. “Upaya penanganan tengkes dilakukan oleh tiga divisi yaitu Instalasi Pelayanan Terpadu Kesehatan Ibu dan Anak, KSM Kesehatan Anak dan Instalasi Gizi di bawah koordinasi Departemen Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang,” ujarnya dalam edukasi media virtual yang didukung Fresenius Kabi Indonesia, Senin (20/2/22023).

Lies menambahkan, di sisi eksternal, RSCM fokus pada pengampuan rumah sakit dan mengadakan program pendidikan dan/atau pelatihan profesi tambahan bagi dokter spesialis. “Di sisi internal, kami melakukan deteksi dan pencegahan dini malnutrisi, penyediaan terapi nutrisi mulai dari parenteral, enteral dan oral serta menyediakan Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK),” ujarnya.

Selain itu, bagi pasien neonatus (bayi baru lahir) dan anak, rumah sakit melakukan pemantauan pertumbuhan lewat grafik dan memberikan dukungan terapi nutrisi berupa total parenteral nutrition dan bahan pangan khusus, terutama bagi bayi prematur atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk mengejar kenaikan berat badan. 

Kesempatan sama, Presiden Direktur Fresenius Kabi Indonesia, Indrawati Taurus menyampaikan komitmen dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia. “Dalam hal ini kami mendukung pemerintah untuk menurunkan angka prevalensi tengkes di Indonesia dengan menyediakan program edukasi, solusi nutrisi parenteral agar nutrisi bayi prematur atau BBLR,” ujarnya.

Indrawati menambahkan, Fresenius Kabi mendukung program edukasi terkait tata laksana tengkes di rumah sakit kepada tenaga kesehatan di beberapa kota di Indonesia dan program ini akan terus dilakukan tahun ini. (BS)

Advertisement