Berandasehat.id – Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang serius, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. Banyak konsumen beralih ke garam laut Himalaya, yang sekarang dapat ditemukan di hampir semua toko bahan makanan. Klaim garam Himalaya dan garam laut lainnya adalah alternatif yang lebih sehat daripada garam meja biasa. Apakah klaim itu benar?

Regis Fernandes, ahli jantung Mayo Clinic mengatakan, sebelum memutuskan untuk menimbun garam laut Himalaya, ada beberapa hal yang harus diketahui. Garam laut Himalaya sering kali berbentuk kristal berwarna merah muda dan diklaim mengandung khasiat penyembuhan khusus. Tetapi Dr. Regis Fernandes mengatakan jika dibandingkan dengan garam meja biasa, garam laut Himalaya pada dasarnya adalah hal yang sama.

“Garam adalah natrium klorida, dan garam Himalaya, garam merah muda, garam batu atau garam laut, semuanya juga merupakan natrium klorida,” kata Dr. Fernandes dikutip dari laman Mayoclinic.org.

Ilustrasi garam Himalaya (dok. ist)

Asosiasi Jantung Amerika (AHA) merekomendasikan orang dewasa yang sehat untuk mengonsumsi tidak lebih dari 2.300 miligram natrium klorida per hari. Itu setara dengan sekitar satu sendok teh garam meja biasa.

“Satu sendok teh garam batu, garam laut, atau garam Himalaya mengandung 2.200 miligram, jadi sangat dekat. Jadi, penting untuk tidak menggunakannya secara berlebihan,” kata Dr. Fernandes.

Garam laut Himalaya memiliki sedikit mineral, yang dapat memberikan rona merah muda. Namun, Dr. Fernandes percaya bahwa pilihan tersehat adalah membatasi asupan natrium. “Garam meningkatkan tekanan darah kita dan tekanan darah tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan masalah pembuluh darah lainnya, seperti stroke, misalnya,” kata Dr. Fernandes. 

Dia menekankan, garam adalah garam, semuanya sama, jadi semua orang harus berhati-hati dalam menggunakannya. (BS)

Advertisement