Berandasehat.id – Mengingat garam bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan, Organisasi Obat dan Makanan AS (FDA) akan mulai mengizinkan pengganti garam untuk digunakan dalam makanan seperti keju, susu, dan roti. Saat ini, FDA tidak mengizinkan pengganti garam dalam apa yang disebut lembaga itu sebagai ‘makanan pokok’ dan ingin menciptakan fleksibilitas bagi pembuat 140 makanan sehari-hari, termasuk kacang polong beku, sayuran kaleng, cokelat susu, dan saus tomat.
Pengumuman tersebut merupakan bagian dari rencana FDA untuk membantu mengurangi penyakit terkait pola makan. Asupan garam yang tinggi dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. Cara paling umum orang makan terlalu banyak garam adalah dengan makan makanan kemasan atau makanan yang disiapkan di restoran, menurut keterangan Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).
“Produsen makanan pokok memiliki sedikit pilihan untuk mengurangi kandungan natrium produk mereka,” menurut proposal resmi tersebut. “Jika garam adalah bahan yang dibutuhkan, mereka (produsen) biasanya menggunakan lebih sedikit garam. Jika garam adalah bahan pilihan, mereka mungkin tidak menggunakan garam atau mengurangi garam. Namun, mereka tidak dapat mengganti garam dengan bahan lain kecuali standar mengizinkan penggunaan bahan lain.”
Pengganti garam khusus yang diizinkan FDA tidak terdaftar, tetapi agensi mendefinisikannya sebagai bahan yang aman dan cocok digunakan untuk menggantikan beberapa atau semua natrium klorida tambahan yang akan melayani fungsi garam dalam makanan, demikian menurut rilis berita FDA.

Ilustrasi garam (dok. ist)
Lebih lanjut dikatakan, sejauh mana garam dapat diganti tergantung pada kemampuan pengganti garam untuk menggantikan fungsi garam dalam makanan tanpa mengorbankan keamanan makanan dan karakteristik makanan tersebut.
Pada tahun 2021, FDA meminta industri makanan untuk secara sukarela mengurangi kadar natrium dalam makanan kemasan dan makanan olahan restoran. FDA mengatakan proposal baru dimaksudkan untuk membantu industri memenuhi permintaan itu.
Biasanya, pengganti garam mengandung potasium klorida, menurut Cleveland Clinic yang memperingatkan bahwa orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya.
“Pengganti garam bisa menjadi alternatif yang sehat bagi sebagian orang karena potasium adalah mineral penting yang membantu menurunkan tekanan darah,” jelas ahli diet Cleveland Clinic Maxine Smith dalam edisi buletin klinik.
Tapi pengganti garam bisa berbahaya pada orang yang memiliki kondisi seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit hati atau diabetes.
CDC mencatat bahwa natrium dan kalium adalah elektrolit penting yang membantu tubuh menjaga kadar cairan dan darah yang sehat. Keseimbangan itu penting: Terlalu sedikit kalium atau terlalu banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah. CDC merekomendasikan membaca label nutrisi makanan untuk mengatur asupan natrium dan kalium dalam tubuh tiap orang. (BS)