Berandasehat.id – Wanita yang mengidap lupus harus ekstra hati-hati saat merencanakan kehamilan. Studi baru menyebut wanita dengan lupus yang hamil menghadapi potensi komplikasi, termasuk risiko kelahiran prematur yang lebih besar.
Audit catatan rumah sakit selama 10 tahun di Amerika Serikat menemukan bahwa para wanita ini memiliki risiko lebih dari dua kali lipat melahirkan bayi yang prematur atau terhambat pertumbuhannya. Audit juga menemukan bahwa transfusi darah hampir empat kali lebih mungkin untuk calon ibu dengan lupus, juga dikenal sebagai lupus eritematosus sistemik (SLE).
Selain itu, mereka 15 kali lebih mungkin mengalami gagal ginjal selama persalinan dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita lupus, menurut laporan yang diterbitkan online 25 April 2023 di RMD Open.
“Meskipun ada upaya ekstensif selama bertahun-tahun, tetap ada risiko besar untuk komplikasi ibu dan janin,” kata para peneliti dalam rilis berita jurnal seperti dilaporkan Healthday.
Sementara kematian ibu dan janin pada wanita dengan lupus telah menurun selama bertahun-tahun, tidak jelas apakah tingkat keparahan penyakit juga lebih rendah. Para peneliti, termasuk Dr. Bella Mehta dari Rumah Sakit untuk Bedah Khusus dan Kedokteran Weill Cornell di New York City, menggunakan data 2008 hingga 2017 dari Sampel Rawat Inap Nasional untuk mempelajari masalah ini. Sampel berisi informasi tentang lebih dari 7 juta rawat inap di rumah sakit AS setiap tahun.
Sekitar 90% orang Amerika dengan lupus adalah wanita. Tim peneliti memperkirakan lebih dari 51.000 wanita hamil dengan lupus dirawat di rumah sakit untuk melahirkan selama masa studi.

Wanita dengan lupus cenderung lebih tua daripada wanita tanpa kondisi autoimun tersebut, sekitar 30 tahun dibandingkan dengan 28 tahun. Mereka juga lebih cenderung berkulit hitam, dan lebih cenderung memiliki Medicare, program asuransi yang didanai publik.
Secara signifikan lebih banyak wanita dengan lupus memiliki kondisi yang menyertai/komorbid.
Wanita hamil dengan lupus tiga kali lebih mungkin mengalami komplikasi serius terkait kehamilan yang disebut eklampsia atau pembekuan darah abnormal di seluruh pembuluh darah tubuh. Temuan menunjukkan, mereka juga 11 kali lebih mungkin mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah perifer, dan lebih mungkin memiliki masalah medis umum.
Bayi dari wanita pengidap lupus lebih cenderung mengalami hambatan pertumbuhan (8% dibandingkan dengan 3% wanita tanpa lupus), dan lahir prematur (sekitar 15% dibandingkan dengan 7%).
“Studi kami menunjukkan bahwa morbiditas (kecacatan) janin dan morbiditas ibu yang parah terjadi pada tingkat yang lebih tinggi pada pasien dengan SLE dibandingkan dengan mereka yang tidak. Studi kuantitatif ini dapat membantu menginformasikan dan menasihati pasien dengan SLE selama kehamilan dan perencanaan,” simpul tim peneliti. (BS)