Berandasehat.id – Bekerja di malam hari bisa jadi berat bagi tubuh, dan sebuah studi baru menunjukkan bahwa hal itu mungkin berdampak buruk pada kesehatan pria. Riset yang melibatkan tikus lab dan manusia, mengisyaratkan bahwa spesies jantan mungkin lebih rentan terhadap gangguan jam tubuh sebagai konsekuensi kerja shift malam.
Di laboratorium, para peneliti menemukan bahwa tikus jantan menunjukkan berbagai efek negatif dari paparan siklus siang-malam yang tidak normal. Segala sesuatu mulai dari aktivitas gen mereka hingga bakteri usus hingga tekanan darah, rusak. Sebaliknya, tikus betina tampak terlindungi.
Kemudian, dengan menggunakan data lebih dari 90.000 pekerja shift di Inggris, para peneliti menemukan bahwa laki-laki juga tampak lebih terpengaruh. Laki-laki yang bekerja malam hari lebih mungkin mengalami sindrom metabolik daripada pria yang bekerja dengan jam kerja standar.
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan faktor risiko penyakit jantung dan diabetes yang mencakup peningkatan tekanan darah, kolesterol dan gula darah, serta kelebihan lemak di bagian tengah tubuh.
Sementara itu, pekerja shift perempuan juga berisiko lebih besar mengalami sindrom metabolik dibandingkan perempuan yang hanya bekerja pada jam standar. Tapi risiko itu berkurang setelah para peneliti mempertimbangkan jenis pekerjaan, apakah orang bekerja shift sebagai profesional medis atau karyawan pabrik.
“Jenis pekerjaan penting karena tidak semua pekerjaan shift dibuat sama,” kata peneliti Dr. Garret FitzGerald, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman di Philadelphia dikutip laman Healthday.

Ilustrasi wanita bekerja di malam hari (dok. ist)
Ada paparan yang berbeda tergantung pada pekerjaannya, sebut FitzGerald, dan perbedaan antara lain dalam pendidikan dan pendapatan pekerja.
Bersama-sama, kata FitzGerald, temuan tersebut menunjukkan bahwa kerja shift mungkin berdampak lebih kecil pada jam tubuh wanita, meskipun alasannya belum jelas.
Dampak Buruk Kerja Shift Malam
Eksperimen laboratorium memang menunjukkan peran estrogen: Tikus betina yang indung telurnya diangkat dan karenanya tidak memproduksi estrogen—kurang terlindungi dari dampak gangguan siklus siang-malam dibandingkan tikus betina dengan produksi estrogen normal.
“Tapi itu bukan keseluruhan cerita, karena tikus jantan masih lebih buruk,” urai FitzGerald.
Studi yang diterbitkan 17 Mei di Science Translational Medicine, adalah yang terbaru untuk meneliti potensi bahaya kerja shift. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kerja shift dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan penyakit lainnya. Diperkirakan bahwa mungkin ada alasan tidak langsung, yakni lebih sulit untuk makan dengan sehat dan berolahraga saat bekerja di malam hari, serta efek langsung dari peralihan siang-malam.
Irama sirkadian alami tubuh manusia mengatur agar orang aktif dan makan di siang hari, dan tidur saat hari gelap. Kerja shift membuang ritme itu.
Tetapi beberapa penelitian juga mengisyaratkan bahwa pekerja shift wanita mungkin lebih tahan terhadap efek tersebut daripada rekan pria.
Studi baru, kata FitzGerald, menggali lebih dalam mekanisme potensial. Bagian lab menunjukkan bahwa ketika irama sirkadian tikus jantan efeknya luas. Dalam hal ini, hewan uji jantan juga diberi makanan tinggi lemak, mirip dengan pola makan banyak orang yang bekerja shift malam.
“Apa yang mencolok adalah seberapa meluasnya gangguan itu,” kata FitzGerald. “Gen, protein, serangga di usus, tekanan darah, semuanya terbalik.”
Tetapi tikus betina yang terpapar gangguan sirkadian yang sama dan diet tinggi lemak sebagian besar tidak terpengaruh.
Bagian manusia dari penelitian ini menggunakan data dari UK Biobank, sebuah projek penelitian yang mengumpulkan informasi genetik dan kesehatan pada setengah juta orang dewasa paruh baya dan lebih tua di Inggris.
Para peneliti mengidentifikasi lebih dari 90.000 peserta dengan riwayat kerja shift, dan membandingkannya dengan peserta yang hanya bekerja pada jam standar. Di antara laki-laki, sekitar sepertiga pekerja shift mengalami sindrom metabolik, dibandingkan dengan seperempat pekerja bukan pekerja shift. (BS)